Menuju Ma’rifat 1

“Barangsiapa yang berjuang di jalan Allah, maka akan ditunjukkan jalan-Nya”(QS: Al-Ankabut; 69). Semua orang, siapa saja tanpa terkecuali yang mempunyai niat dan nyali yang besar, serta bersungguh-sungguh untuk sampai kepada Maha Penyayangnya Allah, untuk mendapatkan kasih sayang Allah tanpa hijab dan tanpa batas, pasti mendapatkan bantuan dari Allah SWT.

Apa pun dan bagaimana pun konsekwensi dari perjuangan tersebut, tentu suatu hal yang harus dipahami dan dimaklumi, untuk diterima dengan lapang dada. Dalam tingkatan ini, seorang pejuang harus memiliki totalitas kesiapan dalam semua aspek dalam dirinya, semua harus dikeluarkan, dipersembahkan dengan murni karena Allah semata.

Tak ada lagi yang boleh tersisa, semua kemampuan jasmani dan keimanan harus berkolaborasi maksimal, harus dipadu padankan tiap detiknya dalam perjuangan ini. Inilah tingkatan tertinggi, dimana di dalamnya terdapat “perjuangan melawan hawa nafsu”, seperti yang disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, setelah melewati perang badar yang maha dashyat tersebut. “Kita kembali dari perang kecil menuju ke perang yang lebih besar” (HR: Al-Baihaqi).

Pada proses tingkatan ini, maka otak tidak lagi menjadi pimpinan jasmani, tapi kemaksimalan totalitas dari keimanan seorang hamba Allah, yang harus berkekalan ketetapannya, memimpin segala aktivitas hidup sehari-hari. Tentunya, dengan catatan bahwa semua aktivitas tersebut tidak boleh ada yang bertentangan dengan Alqur’an dan Al hadits. Semuanya harus sesuai dan sejalan dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Kasih sayang Allah yang tanpa hijab dan tanpa batas, merupakan hasil dari keberhasilan perjuangan ini. Kasih sayang Allah adalah “piala tertinggi Allah” untuk hamba-hambanya yang sholeh. Kasih sayang Allah yang tanpa hijab dan tanpa batasan ini, sangat jauh lebih tinggi bila dibandingkan dunia serta segala isinya, serta semua tingkatan surga.

Firman Allah dalam hadits Qudsi; “Barangsiapa yang mengganggu wali-Ku, maka Aku nyatakan perang terhadapnya” (HR: Al-Bukhari)

Pada tingkatan ini, menuju mendapatkan “Sayangnya Allah”, maka keseluruhan jiwa dan raga harus dipersembahkan pada Allah semata. Keseluruhan aktivitas secara lahir maupun bathin harus terus-menerus terkontrol dalam aturan atau norma-norma Ilahi. Salah satu illustrasi: ketika kita sangat mau untuk bicara, maka wajiblah untuk diam. Ketika kita sangat mau untuk diam, maka wajiblah untuk bicara.

Terlihat ini sangat sulit, bahkan sebagian orang mungkin akan berpikir atau berkomentar bahwa hal ini sangat mustahil. Kembali lagi, pada jalan ini bukanlah otak atau daya pikir yang jadi komandan, tapi iman yang menjadi komandan dari pergerakan fisik dan pergerakan hati (lahir dan bathin). Inilah perjuangan tertinggi dalam Islam, dimana perjuangan melawan hawa nafsu merupakan bagian kecil yang terdapat di jalan ini.

Inilah hakekat hikmah dari firman Allah yang berbunyi: “Orang yang beriman serta berilmu, diangkat derajatnya oleh Allah” (QS: Al-Mujadalah: 11).
Ketika seorang hamba, telah mantap fisik, hati dan jiwa untuk memasuki jalan ini maka janganlah pernah bermimpi untuk menjadi orang kaya, berkuasa atau pun terkenal. Diri, hati dan jiwanya akan sangat jauh dari semua itu, bahkan terkesan dia sangat menghindari (membenci) hal tersebut. Iman yang memimpin, bukan daya pikir.

Pada jalan ini, banyak hadir kejadian yang hampir-hampir tidak masuk akal. Dengan segala macam sebab, diri ini akan diperhadapkan dengan bentrokan dengan orang terdekat. Contohnya: diri ini akan bentrok dengan ayah, ibu, saudara kandung, paman, tante, tetangga terdekat atau salah satu dari mereka. Seperti peristiwa yang menimpa orang-orang terdahulu yang menempuh jalan kesholehan, dimana setiap Nabi, pasti terjadi bentrok pada ayahnya, anaknya, saudaranya, pamannya, sepupunya, atau semua bentrok dengan orang terdekatnya. Inilah salah satu ujian yang akan terjadi pada orang yang menempuh jalan ini. (Wallahu A’lam Bis Shawab).
Bersambung…

*-Syahrir AR-*
Gowa, Minggu, 18 Agustus 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *