Menuju Ma’rifat 4

Setelah Allah SWT membuka pintu masuk menuju ma’rifat dan guru telah dihadirkanNya, maka janganlah memaksakan diri dalam beribadah, lakukan dengan ikhlas. Hendaklah, untuk selalu berusaha maksimal menghindari ancaman dosa yang mengintip dalam tiap perkara, bukan tergoda memaksakan diri melakukannya, karena tergiur dengan besaran pahalanya. Lakukan ibadah sholat, puasa, mengeluarkan zakat atau pun sedekah dengan biasa-biasa saja, hindari pemaksaan diri karena ingin cepat berlimpah pahala.

Laksanakan sholat fardhu 5 kali sehari semalam setiap harinya dan sholat jum’at setiap jum’at dengan ikhlas, hindari pemaksaan diri dalam sholat sunat. Santai-santai saja dalam sholat sunat, jangan paksakan diri. Intinya, bukan mengejar pahala yang jadi prioritas utama disini, tapi kontinuitas maksimalitas dalam melaksanakan perintah-perintah yang diwajibkan Allah SWT. Melaksanakan puasa wajib pada bulan Ramadhan, juga hindari pemaksaan diri dalam puasa sunat, karena tergoda besaran pahalanya.

Dalam tingkatan ini ketika melakukan ibadah, bukan karena kita berharap pahala dari Allah. Kita melakukan ibadah disini, karena ingin selalu berada di dekat Allah SWT, jangan hadirkan di hati tentang pahala. “Diri Melakukannya, karena Allah Memerintahkannya”.

Persiapkan pula mental baja dalam menghadapi kebencian orang lain, yang datangnya itu umumnya tiba-tiba. Kualitas spontanitas kesabaran yang akan diuji disini, tak ada waktu untuk berpikir, karena datangnya tiba-tiba. Mirip kejadian Nabi Musa AS, yang diuji oleh Nabi Khidir AS, dimana ujian itu selalu tiba-tiba dan diluar logika sehat. Walaupun tidak persis sama seperti itu.

Apakah anda masih berminat ? Mampukah Anda ? Gunung-gunung yang kokoh dan kuat, langit dan bumi saja tidak mampu, masihkah anda memberanikan diri untuk menyanggupinya ? Sebagaimana Firman Allah di dalam Alqur’an, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia” (QS. AL-Ahzab: 72)

Tahan menderita akibat ganguan orang lain, inilah hakekat sabar. Tingkat sabar seperti inilah, yang mutlak ada dalam perjuangan menuju ma’rifat. Umumnya pula berasal dari orang-orang terdekat, yakni: ayah, ibu, saudara, paman, tante, sepupu, sahabat atau tetangga. Umumnya dipilih adalah orang yang hampir tiap hari kita bertemu dengannya.

Dalam tahap ini, ketika berkekalan kedekatan diri pada Ilahi, dan ujian yang datang umumnya mampu kita menghadapinya dengan sabar maka hijab sesekali dibuka olehNya. Boleh jadi secara nyata, melalui mimpi, dalam waktu agak lama atau hanya sekilas.

Penyaksian alam malakut dengan dibukanya hijab, itu pun bermacam-macam, ada: alam malakut langit, alam malakut bumi, biasa pula alam malakut diri yang dibuka hijabnya lalu memperlihatkan sebagian rahasianya pada yang bersangkutan. Dan berkemungkinan besar hal ini tidak dapat dibicarakan ke orang lain, karena besar kemungkinan pula akan mengundang fitnah. Sangat besar kemungkinannya, yang bersangkutan akan dituduh telah melakukan kebohongan yang besar dan nyata. Ingatlah, peristiwa Isra Mi’raj ketika Nabi besar Muhammad SAW menyampaikannya ke orang banyak.

Sehingga untuk proses perjuangan ini, dari awal sampai akhir hendaknya hanya diketahui oleh yang bersangkutan dengan Tuhannya. Karena sangat rawan mengundang hadirnya banyak dosa, dari orang lain dan diri sendiri. Tulisan ini pun, mungkin berpeluang seperti itu pula, tapi penulis tetap melakukannya karena Allah semata. Mengingat hal seperti ini, hampir-hampir tidak pernah dibahas oleh para muballigh atau para ulama. Hanya ada penjelasan tersirat pada buku agama Islam tentang tasawuf, sedang umumnya orang Islam malas membaca buku tasawuf dan malas pula mengeluarkan uangnya untuk membeli buku agama Islam.

Inilah mungkin salah satu yang mendasari sehingga tulisan ini muncul, berharap kepada Allah saja, gratis dari manusia.(Wallahu a’lam Bis Shawabi)

Bersambung….

Syahrir AR
Gowa, Minggu, 25 Agustus 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *