Gowa, kosongsatunews.com – Forum Lintas Lembaga melaksanakan kegiatan dialog kepemudaan, dengan tema: “Peran Strategis Pemuda dalam Mewujudkan Pembangunan dari Desa untuk Indonesia”, di Desa Bontolempangan, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sabtu (29/2).
Dialog kepemudaan yang digagas pemuda dataran tinggi ini, dimana berbagai lembaga kepemudaan menghadirinya, antara lain: Fopma Gatra, HIPMA, LCB, Karang Taruna Desa, KNPI Kecamatan, Perangkat Desa dan Komunitas Perempuan.
Dalam dialog itu, tampil sebagai pembicara, yakni: Abd Razak SE (Legislator Gowa), Drs H Mangngai Raja MSi (Kabid Kelembagaan dan Desa PMD Kab Gowa), Murhadi, SPd Dg Ngerang (Kades Bontolempangan) dan Bakri Cokromonoto (Tokoh Pemuda). Dialog kepemudaan ini berlangsung begitu menarik dan dinamis dimana peserta banyak mempertanyakan peran-peran strategis pemuda dalam upaya berkonstribusi positif terhadap pembangunan desa.
Anggota DPRD Gowa, Abd Razak SE mengaku pemuda harus kembali ke desa untuk mengembangkan potensi unggulan masing- masing wilayah, dan harus dilandasi dengan niat yg tulus bukan untuk kepentingan tertentu, apalagi untuk kepentingan pragmatis politis.
Sementara, Drs H Mangngai Raja MSi, mengungkapkan, bahwa pemuda merupakan komponen penting dalam perwujudan pembangunan desa sebagaimana tertuang dalam UU No 6 tahun 2014 tentang desa.
“Salah satu bidang yang harus di kembangkan adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam pemberdayaan ini pemuda bisa melibatkan diri, mengembangkan diri serta berkarya sesuai bakat dan keilmuan masing-masing, apalagi kalau tergabung dalam organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna. Pemuda bebas berekspresi, berkreasi dan menyalurkan pikiran-pikirannya yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan desa, jangan kekurangan dan kelemahan pimpinannya saja yang dicari tapi harus mampu melahirkan solusi sesuai dengan regulasi yang ada,” ulasnya.
Di sisi lain, Bakri Cokrominoto juga menjelaskan, bahwa pemuda adalah agen perubahan.
“Karena itu, tempat terbaik bagi pemuda untuk melakukan perubahan yakni di desa. pemuda harus menjadi obor perubahan, mengubah pola pikir masyarakat yang konvensonal menuju pikiran-pikiran yang lebih produktif dan berdaya saing. Pemuda harus menunjukkan kemampuan berpikir dan bertindak di tengah-tengah masyarakat yang dapat mengubah taraf hidup dan penghidupan masyarakat ke arah yang lebih sejahtera,” jelasnya.
Murhadi SPd selaku Kades dalam sambutannya mengatakan, dialog ini menjadi sesuatu yang sangat penting dan sudah merupakan bagian dari peran strategi pemuda dalam mewujudkan pembangunan desa untuk Indonesia. Karena, dalam forum ini ada proses membangun akal sehat untuk melihat realitas sosial yang ada di desa, sebagai sebuah potensi untuk diberdayakan agar berkonstribusi terhadap cita-cita pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kemudian dengan kesadaran itu melalui saluran akal sehat, saya mengajak para pemuda untuk sama-sama membangun desa. Lewat desa, karena desa dewasa ini merupakan tujuan membangun ketahanan dan kemajuan bangsa dan negara,” tutur Kepala Desa Bontolempangan, Murhadi SPd.
Lebih jauh dituturkannya, kalau mau memotong mata rantai kemiskinan, urbanisasi, peluang kerja dan segala persoalan sosial saat ini, maka jawabannya ada di desa.
“Pilihan bijak dan strategis saat ini dan ke depan bagi pemuda adalah melibatkan diri untuk ikut serta dalam pembangunan desa, karena pemuda memiliki ide-ide kreatif, gagasan yang besar serta spirit yang kuat untuk melahirkan sebuah perubahan yang berdampak pada perbaikan dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat,” urai Murhadi.
Pada sesi closing statement, Kades Bontolempangan memberikan motivasi kepada pemuda dengan sebuah pantun, yaitu: “Jalan-jalan beli pepaya, kalau busuk bisa diganti, pemuda selalu berdaya dari dulu hingga nanti”.
“Karena itu, tak ada perubahan sosial di negeri ini yang lahir tanpa pemuda, karena pemuda memiliki tiga dimensi kekuatan, yakni: sebagai agent of change, agent of force dan agent of control social,” tutupnya.
(Syahrir AR)