SINJAI, Kosongsatunews.com – Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat, bagian dari agenda Pemerintah Desa (Pemdes) Saotanre, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Mewujudkannya, lewat Taman Baca Masyarakat (TBM) Pappideceng, kini mulai eksis menjadi “minibus” mengantar warga semakin hebat.
Menelisik, TBM Papideceng, mulai digagas A. Sulaeman, sejak tahun pertama kepemimpinannya sebagai kepala Desa Saotanre. Hal itu didasari pertimbangan serta kajian bahwa untuk mengelola potensi desa diperlukan SDM mapan.
“Mengelola Sumber Daya Alam (SDA) diperlukan SDM handal. Makanya kita mulai gagas TBM Papideceng sudah berjalan beberapa tahun” Ungkap, A. Sulaeman, Kepala Desa Saotanre, Sabtu 18 Juli 2020.
TBM ini melibatkan generasi millinial tidak henti-hentinya melakukan inovasi, menjadi mesin penggerak pencerdasan warga. Eksistensinya tidak diragukan menjadi “signal” ke depan warga Saotanre, semakin hebat serta memiliki “aura” tersendiri.
“Kita libatkan generasi pelajar dalam kepengurusan TBM. Hari ini ada kegiatan pertemuan disalah satu dusun dan ini terus berguliar disemua dusun” Jelas A. Sulaeman.
Secara gamblang diuraikan berbagai ide brilian dalam menggempur kemajuan Desa Saotanre, bermuara pada peningkatan ekonomi warga. Kiblat perjuangannya tertuang pada visi dan misi mencakup peningkatan SDM, Infrastruktur dan sosial masyarakat.
“Kegagalan suatu pemerintahan terletak pada ketidakmampuan mengembangkan SDM, Infrastruktur dan Sosial” Tegasnya.
Ditambahkan, mengelola SDA dibutuhkan SDM mumpuni. Disisi lain dukungan infarstruktur memadai dinilainya turut menentukan perjalanan ekonomi rakyat. Dengan demikian tatanan kehidupan semakin baik.
Runtut dari masih tinggihnya biaya yang harus dikeluarkan para petani Desa Saotanre, utamanya kebutuhan pupuk mencapai sekitar Rp 130 juta/tahun. Pihaknya (Pemdes) kini menyiapkan solusi menghadirkan usaha pupuk organik. Kotoran ternak akan diolah menjadi pupuk organik untuk menekan pengeluaran petani yang selama ini menggunakan pupuk anorganik.
“Tahun depan (2021) kita akan siapkan anggaran pengolahan pupuk organik memanfaatkan kotoran ternak. Mengingat selama ini biaya yang dikeluarkan masyarakat petani masih cukup tinggi karena rata-rata menggunakan pupuk anorganik” Jelasnya.
Sekitar 400 Ha, lahan pertanian Desa Saotanre, belum mencukupi kebutuhan pangan masyarakat setempat. Setiap bulannya warga masih kekurangan sekitar 11 ton beras. Hal ini sudah dilakukan upaya antisipasi lewat program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
“Warga kami masih kekurangan 11 ton beras. Untuk memenuhi kebutuhan mereka (Warga-red), itu lewat kios desa sebagai salah satu unit usaha BUMDES” Terangnya, sambil ditambahkan Desa Saotanre, memiliki penduduk sekitar 1808 jiwa, 480 rumah tersebar di 4 dusun.
Kios BUMDES lanjutnya, juga memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan lainnya. Agar fungsinya menaungi usaha masyarakat, maka penyalurannya langsung kepada warga pengecer.
“Kios BUMDES tidak menjual (mengecer), hanya menyiapkan barang untuk pengecer” Tuturnya.
Selain unit kios, BUMDES Saotanre, memiliki unit usaha peternakan. Dua unit usaha dibawah naungan BUMDES ini terus mengalami perkembangan, menjadi pertimbangan Pemdes kembali menggelontorkan dana penyertaan yang bersumber dari anggaran desa tahun 2020 sekitar Rp 200.000.000,-.
“Tahun ini kita tetap anggarkan dana penyertaan BUMDES. Semoga ke depan lewat unit usaha yang ada, perekonomian warga semakin baik” Harapnya. (Ys)