Narkoba: Bencana Non-Alam yang Mengancam Masa Depan Bangsa

Oleh Muhammad Yusuf Buraerah, SH.

OPINI, Sinjai, (6/9/2024) kosongsatunews.com  – Indonesia kini berhadapan dengan bencana non-alam yang sangat serius “penyalahgunaan narkoba”. Masalah ini telah meresap ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mengancam kesehatan, keselamatan, dan masa depan generasi mendatang. Berdasarkan data lima tahun terakhir, jumlah kasus narkoba menunjukkan lonjakan yang mencemaskan. Dari 55.000 kasus pada 2019, jumlahnya melonjak drastis menjadi 71.000 pada 2024—menunjukkan peningkatan hampir 30% dalam kurun waktu tersebut. Data ini diperoleh dari Laporan Tahunan Badan Narkotika Nasional (BNN) 2024.

Narkoba merusak lebih dari sekadar kesehatan fisik; efeknya menjalar ke kesehatan mental individu serta mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi secara menyeluruh. Penyalahgunaan narkoba sering kali menyebabkan gangguan mental serius seperti depresi dan kecemasan, serta berbagai masalah fisik seperti kerusakan organ dan kematian akibat overdosis. Di tingkat sosial, dampaknya termasuk meningkatnya kriminalitas dan konflik keluarga, yang pada akhirnya merusak kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Dampak narkoba pada sistem kesehatan dan keamanan negara tidak kalah beratnya dengan pandemi COVID-19. Meskipun COVID-19 telah mereda, dampaknya pada sistem kesehatan dan ekonomi masih dirasakan. Begitu pula dengan narkoba; efeknya mungkin tidak secepat pandemi, namun dampak jangka panjangnya bisa sangat merusak. Kecanduan narkoba memiliki potensi untuk merusak generasi mendatang, dengan efek yang berkepanjangan terhadap produktivitas dan kesehatan masyarakat.

Di sisi lain, stunting “kekerdilan pada anak-anak akibat kekurangan gizi” merupakan masalah kesehatan serius yang dapat diatasi dengan intervensi yang tepat. Namun, penanganan narkoba jauh lebih rumit karena melibatkan kecanduan yang mendalam dan membutuhkan rehabilitasi jangka panjang. Oleh karena itu, perjuangan melawan narkoba harus melibatkan pendekatan komprehensif, mencakup pencegahan, rehabilitasi, dan penegakan hukum yang lebih ketat.

Dr. Haryono, seorang ahli kesehatan masyarakat, dalam wawancara dengan Koran Tempo pada 1 September 2024, mengungkapkan, “Narkoba merupakan ancaman besar bagi generasi muda kita. Dampaknya tidak hanya menghancurkan tubuh, tetapi juga jiwa dan mental, menciptakan masalah sosial yang kompleks. Tanpa penanganan yang serius, kita akan menghadapi krisis kesehatan dan sosial yang jauh lebih besar di masa depan.”

Pendapat senada disampaikan oleh Jenderal Polisi (Purn) Budi, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), dalam pidato pada seminar nasional yang diselenggarakan oleh Media Indonesia di Jakarta pada 10 September 2024. Ia menekankan, “Penyalahgunaan narkoba mempengaruhi semua lapisan masyarakat. Diperlukan kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga penegak hukum untuk menangani masalah ini secara menyeluruh. Penegakan hukum yang ketat harus diimbangi dengan upaya rehabilitasi yang efektif.”

Dalam diskusi panel di Kompas pada 15 September 2024, Dr. Sari, seorang psikolog dan peneliti di bidang kecanduan, menambahkan, “Penanganan narkoba harus bersifat holistik. Selain pencegahan dan rehabilitasi, penting untuk memberikan dukungan sosial dan mental kepada individu yang terkena dampak. Penanganan yang efektif mencakup pendidikan yang baik, dukungan sosial, serta penegakan hukum yang konsisten untuk meminimalkan dampak negatifnya.”

Untuk menghadapi masalah narkoba, pemerintah harus meningkatkan intensitas dan koordinasi upaya. Program pencegahan perlu diperluas, terutama di kalangan remaja, dengan pendidikan yang sesuai dan relevan dengan kondisi lokal. Selain itu, rehabilitasi harus melibatkan pemulihan fisik, mental, dan sosial, serta dukungan untuk reintegrasi ke masyarakat.

Penegakan hukum yang ketat juga sangat penting. Pengawasan yang intensif terhadap peredaran narkoba dan tindakan hukum tegas terhadap pelaku harus dilaksanakan secara adil dan efektif, tanpa pelanggaran hak asasi manusia.

Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga sangat krusial. Masyarakat perlu terlibat aktif dalam pencegahan, rehabilitasi, dan mengatasi stigma terhadap pecandu narkoba. Dukungan sektor swasta, termasuk investasi dalam program pencegahan dan rehabilitasi, dapat mempercepat penanganan masalah ini.

Menghadapi bencana non-alam seperti penyalahgunaan narkoba memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dan holistik. Dengan upaya pencegahan yang efektif, rehabilitasi komprehensif, penegakan hukum yang tegas, dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat mengatasi masalah ini dan melindungi generasi mendatang dari dampak merusak narkoba. Ini adalah tantangan besar, namun dengan komitmen dan kerja sama, bencana ini dapat dikendalikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *