Krisis Air Bersih di Lingkungan Babara, Sinjai Selatan Kembali Disorot Warga

SINJAI – Masyarakat di Lingkungan Babara, Kelurahan Sangiaseri, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, kembali mengeluhkan krisis air bersih yang dialami setiap musim kemarau. Keluhan ini disampaikan oleh Ardi Oghi melalui grup WhatsApp pada Jumat, 13 September 2024, yang meminta agar permasalahan ini menjadi perhatian. Dalam pesannya, Ardi berharap agar membahas dan mencari solusi bagi masyarakat yang terdampak kekurangan air bersih.

“Tabe, koheddinggi di bahasto cedde keluhanna masyarakat ede monroe di Sangiaseri khususnya di Lingkungan Babara, menyangkut masalah air bersih. Setiap tahunnya, di saat musim kemarau, masyarakat mengeluh terhadap air,” ungkap Ardi dalam postingannya. Seruan ini menjadi refleksi dari kebutuhan mendesak warga Babara yang mengalami kesulitan air bersih setiap kali musim kemarau tiba.

Warga di Lingkungan Babara telah lama menghadapi masalah air bersih yang tak kunjung terselesaikan. Meskipun setiap tahun masalah ini mencuat, solusi yang diberikan dianggap belum efektif. Mereka bergantung pada sumur dan mata air yang kerap mengering di saat kemarau. Ketiadaan air bersih memaksa warga untuk mencari sumber air jauh dari lingkungan mereka, bahkan ada yang membeli air galon untuk kebutuhan sehari-hari.

Permintaan Ardi Oghi agar masalah ini menjadi pembahasan serius oleh pemerintah daerah bukanlah tanpa alasan. Dampak dari kekurangan air bersih ini tidak hanya mempengaruhi aktivitas harian warga, tetapi juga kesehatan dan kesejahteraan mereka. Dengan kondisi air yang terbatas, sanitasi menjadi terabaikan, yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.

Pemerintah Kabupaten Sinjai sebelumnya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah kekeringan, namun belum mampu menjangkau seluruh daerah, khususnya lingkungan Babara yang masih merasakan dampaknya. Beberapa warga berharap pemerintah dapat lebih proaktif dalam menyediakan solusi jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur air yang lebih baik dan distribusi air bersih yang merata.

Warga juga menyarankan agar diadakan diskusi publik atau pertemuan antara masyarakat dan pemerintah terkait penyediaan air bersih. Ini penting untuk mendengarkan aspirasi langsung dari warga yang terdampak dan menemukan solusi yang tepat sasaran. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan air bisa menjadi salah satu jalan keluar dari masalah ini.

Dengan semakin mendekatnya musim kemarau tahun ini, masyarakat Babara berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan nyata agar kekurangan air bersih yang selalu berulang tiap tahun bisa teratasi dan tidak lagi menjadi permasalahan berlarut-larut.(Yusuf Buraerah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *