PINRANG — Terbilang telah banyak korban jiwa yang meninggal dunia di Obyek Wisata Ammani, yang terletak di Desa Mattirotasi, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Wisata yang diduga abal-abal ini kembali menelan korban, kali ini sebanyak tiga orang asal Kabupaten Wajo.
Kepala Desa (Kades) Mattirotasi, Amor, mengakui bahwa sudah banyak orang yang meninggal di lokasi tersebut.
“Bahkan, Pak, sudah ada polisi yang menjadi korban akibat derasnya ombak Ammani,” jelas Kades Amor. Ia juga menambahkan bahwa Pantai Ammani belum memiliki legalitas sebagai obyek wisata, meskipun mempekerjakan lebih dari 500 orang dan memiliki 40 deretan rumah makan. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas orang-orang yang meninggal?
Dalam hal ini, Kades Mattirotasi serta Dinas Pariwisata disebut sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kejadian yang terus berulang.
Keluarga korban pun tentu keberatan, mengingat tidak layaknya tempat permandian seperti Ammani tetap beroperasi.
Kasat Reskrim Polres Kabupaten Pinrang berjanji akan memanggil Dinas Pariwisata serta Kades Mattirotasi untuk mengklarifikasi atas meninggalnya tiga orang pengunjung Ammani.
Sementara itu, beberapa pihak yang dikonfirmasi terkait kejadian di Ammani berharap agar lokasi tersebut ditutup saja. Terlebih, Pantai Ammani berada di pantai lepas yang setiap saat diterjang arus dan ombak besar yang dapat menenggelamkan pengunjung.
“Ammani tidak memiliki penjaga atau sistem pengamanan. Jika terjadi sesuatu, bisa berakibat fatal.
Kalau pun ingin dibuka, sebaiknya ada Tim SAR dengan minimal tiga posko untuk keamanan. Namun untuk sementara, Ammani sebaiknya ditutup aktivitasnya guna mencegah korban berikutnya.” (Tim)