Makassar, kosongsatunews.com – Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah menghadiri Ramah Tamah dengan Alumni Kehutanan Unhas di Taman Lakipadada, Rujab Gubernur, Jumat, 8 November 2019.
Ramah tamah ini dilaksanakan oleh IKA Kehutanan Unhas, yang merupakan bagian dari Forester Festival. Kegiatan dihadiri juga, oleh: Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Nurdin tampil menyanyikan lagu dari Panbers di awal acara. Usai menyanyi, para hadirin berdiri bersama-sama menyanyikan lagu “Happy Birthday”, Nurdin sendiri kemarin, 7 November 2019 genap berusia 56 tahun. Selanjutnya alumni Fakultas Kehutanan Unhas ini menyanyikan lagu Mars Rimbawan.
Nurdin Abdullah dalam sambutannya, menyampaikan, rasa bahagianya bisa kembali bertemu setelah sekian lama berpisah. Alumni Kehutanan Unhas telah tersebar di berbagai provinsi. Sebagai alumni tentu harus menjawab berbagai tantangan yang ada.
“Khususnya di Sulsel tantangan kita semakin berat, karena dulunya hutan sekarang jadi lahan kritis,” ujar Gunernur Sulsel.
Peranan hutan, sebut Nurdin, juga sangat penting bagi pertanian, karena merupakan tulang punggung penyediaan air.
Nurdin menyampaikan, Fakultas Kehutanan Unhas dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel bekerja sama, bagaimana program konservasi terus digalakkan.
“Mungkin polanya kita harus ubah, bukan hanya penghijau tetapi tanaman produktif yang bisa memperbaiki ekonomi masyarakat,” terang Nurdin.
Nurdin juga membeberkan, rencana Unhas untuk memperbaiki Hutan Pendidikan Bengo-bengo, dimana akan disediakan fasilitas termasuk akses jalan di sana. Sedangkan, Ika Kehutanan Unhas juga akan menyumbangkan satu perpustakaan di fakultas mereka.
Ajang ramah tamah ini, juga dijadikan Nurdin untuk menyampaikan doa dan rasa hormatnya pada sahabatnya yang juga alumni Kehutanan Unhas. Yakni, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VII Makassar Syafri yang meninggal dunia setelah mempresentasikan lahan hutan terkait pengadaan lahan untuk rel kereta api di Gedung Kejati Sulsel, 26/9/2019 lalu.
“Pada kesempatan saya bicara tiba-tiba nyelutuk dan mengatakan, ‘Pak Gubernur izinkan saya bicara satu menit’, saya bilang silahkan, dia cuma mengatakan, sederhana sekali, ‘Apa yang Pak Menteri sampaikan bahwa itu kawasan hutan saya ingin tegaskan, bahwa itu tidak lagi masuk kawasan hutan’, itu kata yang dikeluarkan, langsung meninggal, itu pesan terakhir beliau, sudah tersampaikan,” ungkap Gubernur Sulsel.
Dalam rapat persiapan pembebasan lahan untuk rel kereta api di Kabupaten Barru dan Pangkep, selain dihadiri oleh Nurdin, juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, serta Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Firdaus Welimar.
Pada akhir acara, Fakultas Kehutanan Unhas bekerja sama dengan Kepala Desa Patanetean, Kabupaten Bantaeng menyerahkan cendermata kepada Nurdin atas jasanya sebagai pemrakarsa pembangunan hutan Desa Pattaneteang.
(Syahrir AR)