Makassar, kosongsatunews – Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formaksi) Sulsel melaksanakan dialog Ngobrol Politik (Ngopi) menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Sulawesi Selatan 2020 di Grand Asia Hotel Jalan Boulevard, Panakkukang, Kota Makassar, Rabu (12/2) siang.
Kegiatan ini disemarakkan berbagai narasumber, diantaranya: Asdar Akbar (Koordinator Formaksi), Devo Khaddafi SE (Plt Kaban Kesbangpol Prov. Sulsel), Dr H Arifuddin Mane (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa), Arqam Azikin (Pengamat Politik Kebangsaan) dan Prof Dr Muhammad Jufri SPsi MSi (Dekan Fakultas Psikologi UNM).
Dalam sambutan Asdar Akbar, selaku Koordinator Formaksi Sulsel mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang telah menyempatkan hadir dalam kegiatan ini.
“Terima kasih banyak atas kedatangan para narasumber, Ormas, OKP, Mahasiswa dan Jurnalis. Yang perlu diketahui bahwa para narasumber ini adalah teman bareng ngopi saya,” tutur Koordinator Formaksi Sulsel.
Pemaparan masing-masing narasumber, dalam memetakan politik serta potensi rawan yang akan mengganggu keberlangsungan pemilihan kepala daerah di Sulsel pada 2020, dimulai dari Plt Kaban Kesbangpol Prov Sulsel, Devo Khaddafi SE.
Menurutnya, potensi yang akan terjadi dalam Pilkada serentak di Sulsel, adalah money politik yang akan berdampak pada terganggunya pelaksanaan pemilu, namun pihaknya telah mendeteksi potensi yang akan terjadi.
“Kami telah siap menyelenggarakan Pilkada serentak di Sulawesi Selatan. Kami telah mendeteksi dini, potensi kemungkinan yang akan mengganggu pelaksanaan Pilkada serentak di Sulawesi Selatan. Soal money politik yang kita hadapi sekarang bukan lagi serangan fajar, namun serangan pagi, siang, sore, dan malam. Sehingga, kita perlu untuk mengantisipasi. Kami juga sudah koordinasi kepada instansi terkait, untuk mengantisipasi menjelang berlangsung hingga setelah, sehingga tidak ada keributan yang terjadi berkepanjangan,” urai Plt Kaban Kesbangpol Sulsel.
Sejalan dengan itu, menurut Prof Dr Muhammad Jufri SPsi MSi selaku Dekan Fakultas Psikologi UNM menerangkan jika dirinya merasa senang dengan uraian Dhevo Khaddafi.
“Saya senang mendengar paparan Kesbang, karena sudah mendeteksi dan ingin mengantisipasi keributan pada pilkada serentak ini,” ujarnya.
Selain itu, Dr H Arifuddin Mane, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa lebih menekankan sisi marketing ekonomi.
“Biasanya program yang dipilih masyarakat adalah program yang pro rakyat dan islami, karena masyarakat lebih cenderung memilih pemimpin yang pro rakyat,” bebernya.
Sementara itu, Pengamat Politik Kebangsaan, Arqam Azikin mengatakan jika terdapat nuansa perbedaan, seiring dengan berbedanya masa pemilihan.
“Angkatan tahun 2000an atau angkatan reformasi ke atas itu mesti memutus mata rantai politik uang. Kalau angkatan kami tidak ada pemilihan tapi kami juga cerdas dalam berpolitik. Kelas dua SMA di tahun 2020 ini sudah memilih, dan tahun 2020 ini diprediksi akan semakin kuat politik uang,” tandas pengamat Politik Kebangsaan, Arqam Azikin.
(Syahrir AR)