Ikhtiar Terjebak Polusi

Ringan nian gunung didaki
Guna dapatkan nasi sebaki
Samudera luas seakan sempit
Agar hadir kelimpahan duit

Hambur uang tiada terasa
Raih manja penggoda rasa
Istri di rumah jadi pajangan
Sua penggoda mengaku bujangan

Tari eksotik sang dunia
Gaungnya gaet kumpulan manusia
Banggakan dosa demi harta
Masa bodoh orang lain menderita

Dekap martabat lepas akhirat
Lacurkan agama demi pangkat
Tendensi hidup semata gengsi
Hari kemudian seolah fiksi

Sibuk diri peroleh peringkat
Tanpa peduli laknat mendekat
Tumpuk uang dengan kikir
Jadikan bohong sebagai dzikir

Tubuh terlena gelimang mewah
Bersedekah dianggap wabah
Rematik kambuh di majelis taklim
Sehat tumbuh di giat lalim

Geli syahwat terus menggelinjang
Terbuka penuh tanpa penghalang
Tiada khawatir siksa menanti
Asal pinta iblis dituruti

Sang otak dianggap dewa
Walau senantiasa berakhir kecewa
Gerbong pahala lupa diisi
Sukses duniawi jadi motivasi

Tanam pesona kesana kemari
Tuai hasil dari kebiri
Bahagia kini wajib tercapai
Bahagia nanti biar tergadai

Kerontang jiwa tak ingin petuah
Keringat iman telah tertumpah
Hati sentosa di glamor maksiat
Jenuh diri untuk berbuat taat

Gundah hati lihat senang sekitar
Ibarat alam dia yang putar
Tiap perintang akan ditebas
Agar nafsu kuasa tak terlepas

Rona berseri aktif terpantul
Untuk hajat dapat terkabul
Usai pesta pekerja terlupakan
Sebab tidak lagi dibutuhkan

Nilai semu terus dikejar
Nilai agama sebatas ujar
Sholat jadi rutinitas seremonial
Supaya publik mengenal

Derap kaki tanpa hakekat
Hanya berujung capai martabat
Hal rohani dianggapnya dongeng
Diluar logika dan cengeng

Lomba karya genggam kuasa
Rakyat terhimpit hampir binasa
Janji ilusi terus di ekspansi
Hingga nama tidak tereliminasi

Ada pula bercadar ibadah
Agar rejeki terus berlimpah
Penghambaan tidak pada intinya
Semata takut miskin hidupnya

Finansial lancar terisi
Ikut pula mengambil kursi
Label usaha terlindung koneksi
Muara ikhtiar terjebak polusi

Bertopeng hanya Allah sempurna
Ramaikan aksi jadi paripurna
Tak hirau kesakitan orang
Yang penting perut kenyang

SYAHRIR AR
Gowa, Jum’at, 13 Maret 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *