SINJAI, Kosongsatunews.com – Penasaran bercampur heran sejumlah pihak atas peristiwa batalnya dua warga, Desa Songing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sul-Sel, diisolasi oleh pihak Pemkab Sinjai, kenapa ? Karena berdasarkan informasi yang berhasil disadap media ini, warga tersebut adalah HL (58) dan SR (52), dijemput di kediamannya oleh tim Surveilance covid-19, namun dalam perjalanan menuju tempat isolasi (Wisma Sinjai) tiba-tiba dikembalikan. Jelas hal ini menjadi “misteri” buat para keluarga serta sejumlah kalangan.
Sumber lainnya menyebutkan, HL dan SR dijemput oleh pihak petugas covid-19 Sinjai, menggunakan mobil Ambulance, Sabtu 2 Mei 2020, karena pernah kontak dekat dengan pasien positif.
“Darimi dijemput pakai mobil ambulans dan petugas medis yang memakai APD lengkap, tapi kenapa tiba-tiba dia dipulangkan tanpa alasan yang jelas?” ujar Marti dilansir KABAR.NEWS.
Menurut Marti kedua keluarganya itu dipulangkan kembali karena sopir ambulans beralasan tempat isolasi dan pemeriksaan Covid-19 di Sinjai sudah tutup.
Meski demikian, dia keberatan dengan tindakan petugas medis tersebut, sebab sebelum dibawa menggunakan mobil ambulans keduanya telah difoto-foto oleh warga dan dikhawatirkan berdampak negatif terhadap keluarganya itu.
“Bukan apanya, banyak sudah foto-fotoki dan adami juga videoi waktu dijemput dan naik didalam mobil ambulans, bagusji kalau tidak yang viralkanki lagi itu,” tambahnya.
Dikonfirmasi wartawan, Kapolres Sinjai AKBP Iwan Irmawan selaku Wakil Ketua Tim Gugus Tugas penanganan Covid-19 tak bisa memberi banyak keterangan terkait pemulangan dua warga tersebut.
“Waduh, kalau masalah Protokol Covid-19, coba kita tanyakan ke Kadis Kesehatan Sinjai saja karena kewenangan beliaunya sebagai Juru Bicara Covid-19 Sinjai, bukan kewenangan kami untuk menjawab itu,” ungkapnya.
Mengungkap “misteri” seputar peristiwa batalnya dua warga tersebut diisolasi, ditanggapi secara bijak oleh pihak Pemkab Sinjai. Melalui Jubir Gugus Tugas Covid-19, dr. Suryanto Asapa secara gamblang mengatakan, penjemputan diprioritaskan adalah kontak erat dengan pasien untuk dilakukan pemeriksaan swab dan ini yang ditempatkan di Hotel Sinjai. Sedangkan bagi warga kontak tetangga pihaknya akan tetap melakukan isolasi, hanya saja terkendala dengan waktu bagi petugas karena adanya negosiasi begi yang bersangkutan (warga kontak tetangga red).
“Petugas sudah menunggu mulai pukul 9.00 pagi, tapi karena terlalu lama negosiasi, para petugas yang menunggu sampai pukul 12.00 siang, dengan memakai APD. Namun demikian, belum ada kejelasan dari pihak yang mau dijemput, hingga para petugas melakukan tugas lainnnya. Kalau memang besok sudah siap kita lakukan komunikasi dengan pihak Puskesmas dan berikan kepastian waktunya, nanti puskesmas yang menyampaikan ke Labkesda” Bebernya.
Lanjut dikatakan agar hal seperti ini tetap dikomunikasikan dengan baik dan jangan dikucilkan, namun semua pihak memberikan supor kepada mereka (warga yang pernah kontak dekat pasien covid-19 red).
“Tolong komunikasikan dengan Puskesmas sehingga semua bisa berjalan cepat dan tepat” Harapnya.
Sebelumnya, pasca mengumumkan tujuh pasien positif coronavirus disease 2019 (Covid-19), Gugus Tugas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai langsung melakukan langkah cepat dengan menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama unsur Forkopimda guna mengambil tindakan yang harus dilakukan. Dimana rapat Koordinasi via video conference itu berlangsung di Hotel Sinjai yang di pimpin langsung oleh Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) diikuti para Camat se-Kabupaten Sinjai.
Dalam arahannya kepada Para Camat Bupati ASA meminta agar sirkulasi pendatang dapat terdeteksi secara dini, khususnya bagi masyarakat yang pernah kontak langsung dengan pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Oleh karena itu, koordinasi dengan instansi terkait dan para Camat sangat dibutuhkan untuk melakukan pelacakan terhadap orang yang telah kontak terhadap pasien positif corono.
“Kami harap untuk membantu petugas kesehatan untuk melakukan tracking khusunya bagi warga yang pernah kontak dengan pasien,” tandas Bupati ASA.
Yang terpenting kata dia, bagaimana juga melakukan edukasi kepada masyarakat dan terkhusus kepada keluarga dekat pasien.
“Penting untuk dilakukan kerja sama terhadap semua elemen untuk melakukan tracking,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penananganan Covid-19 itu.
Sementara itu, Camat Sinjai Selatan, Agus Salam melaporkan mengenai beberapa langkah yang telah ditempuh oleh Pemerintah Kecamatan bersama dengan beberapa pihak dalam melakukan penelusuran terhadap warganya yang pernah kontak langsung dengan pasien dan upaya mengedukasi terhadap orang tua dan keluarga pasien.
Pada dasarnya, ketus Agus pihaknya siap menjalankan instruksi dari Gugus Tugas Kabupaten dalam melakukan deteksi dini. Termasuk, untuk pembatasan wilayah.
“Kami laporkan bahwa, bersama dengan Pemerintah Desa, Polsek dan Danramil telah melakukan rapat pasca adanya informasi mengenai salah seorang warga Sinjai Selatan yang dinyatakan positif covid-19 dan telah bersepakat untuk bagaimana melakukan pembatasan wilayah,” terang Agus.
Menelisik lebih jauh, tercatat tujuah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sinjai Setelah keluarnya hasil tes sampel swab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Hal ini, disampaikan langasung oleh Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sinjai Andi Seto Asapa (ASA), jumat (1/5/20) lalu, saat jumpa pers di Hotel Sinjai.
Menurutnya, kondisi ini tentu sangat mengejutkan. Sehingga dirinya selaku Bupati Sinjai mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk bisa mengikuti anjuran pemerintah.
“Bagi mereka yang dikunjungi petugas medis karena terkonfirmasi pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19, hendaknya bisa jujur dan kooperatif,” tuturnya.
Saat itu, juru bicara satuan gugus tugas (satgas) percepatan penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19) Sinjai dr. A. Suryanto Asapa menegaskan pihaknya langsung melakukan tracking kontak untuk mencegah penyebaran lebih luas.
“Sesuai protap penanganan virus corona, kita tentu lakukan tracking kontak mulai dari keluarga dekat hingga orang yang pernah kontak dengan pasien yang dinyatalan positif,” ucapnya.
Andi Suryanto menjelaskan, tracking kontak dilakukan kepada siapa saja yang pernah kontak dengan 6 pasien yang merupakan santri dari Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan Jawa Timur.
Apalagi, pasien berstatus positif ini merupakan pasien yang tidak memiliki gejala atau OTG dan sering berinteraksi dengan warga yang ada di sekitarnya.
“Semua yang pernah kontak dengan 6 pasien positif itu kita lakukan tracking sampai tuntas termasuk petugas kesehatan yng menjemput juga kita periksa, rumah pasien juga kita semprot cairan disinfektan,” kayanya.
Keluarga maupun yang pernah kontak langsung akan menjalani rapid test . “Yang pernah kontak dengan 6 orang ini sangat banyak apalagi mereka sudah dua minggu disini, jadi semakin banyak lagi pemeriksaan yang akan kita lakukan, ” katanya.
dr. Dedeth sapaan akrab A. Suryanto Asapa kala itu, juga berharap kepada masyarakat yang merasa pernah bersentuhan atau kontak dengan pasien yang dinyatakan positif agar sekiranya secara sukarela untuk memeriksakan dirinya di Puskesmas terdekat. (Yusuf Buraerah)