SINJAI, Kosongsatunews.com – Sungguh “ironi” kondisi jalan poros Dada-Matamatae, Dusun Gareccing, Desa Talle, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulsel, saat musim hujan fenomena tidak sedap menjadi pemandangan tahunan, kenapa ? Karena ruas jalan tersebut terjadi genangan air berbuntut rasa kecewa warga atas ketidakpedulian pihak pemerintah melakukan pembenahan. Ada rasa gerah dibalik penantian untuk menikmati jalan mulus, memicu aksi mancing bareng sejumlah pemuda di poros tersebut, Rabu 20 Mei 2020.
Berdasarkan pantauan media ini, terlihat sejumlah pemuda melakukan aksi memancing sambil sesekali keluarkan seruan “yang penting yakin” dengan pancaran muka dirundung kecewa atas kondisi jalan dengan genangan air dan berlumpur. Aksinya tentu mewakili rasa kecawa begitu dalam, mengingat fenomena itu sudah berlangsung puluhan tahun (jalan rusak parah red).
“Semoga ada perhatian Pemkab (Dinas PUPR) Sinjai, agar kami bisa nikmati jalan yang mulus ” Sebut Iwan salah seorang pemuda yang juga turut melakukan aksi memancing, sontak diamini oleh pemuda lainnya.
Terpisah, Ir. Abdul Rajab, Kepala Desa Talle yang dikonfirmasi seputar peristiwa aksi pemuda ini, membenarkan bahwa aksi memancing itu ada di jalan Poros Dada-Matatae. Pihaknya mengakui sebelum kejadian aksi mancing sejumlah pemuda sempat mempertanyakan status pengerjaan perbaikan jalan tersebut.
“Iye sempat beberapa anak muda datang pertanyakan atas belum adanya perbaikan jalan Poros Dada-Matamatae” Jelasnya.
Lanjut dikatakan, untuk poros Dada-Matamatae bukan kewenangan dana desa, karena merupakan status jalan kabupaten, dalam hal ini adalah kewenangan PUPR Sinjai.
“Semoga secepatnya ada perbaikan, karena kita maklumi jika warga merasa kecewa sudah tahunan kondisinya rusak parah” Harapnya.
Sementara itu, Andi Jusman ST, salah seorang anggota DPRD Sinjai, mengatakan pihaknya sudah meneruskan aspirasi masyarakat Desa Talle ke pihak Pemkab dalam hal ini PUPR Sinjai dan siap direalisasikan tahun depan (2021 red).
“Sudah masuk usulan tahun depan (2021)” Sebutnya singkat.
Sumber lainnya menyebutkan, jalanan Dusun Gareccing, Desa Talle, merupakan jalan utama warga ke poros jalan nasional (Poros Bulukumba-Sinjai) tepatnya di sekitar jembatan dada, namun herannya jalan ini baru satu kali tersentuh peningkatan pada saat pasca banjir bandang tahun 2017 lalu.
“Jalanan kami sudah lama hancur, berlumpur saat musim hujan dan susah dilalui kendaraan. Pernah ada pengaspalan pasca banjir bandang tepatnya tahun 2007 lalu, namun saat ini kondisinya rusak parah” Sebut Syamsuddin, terenyuh sambil berharap pihak Pemkab dalam hal ini Dinas PU-PR Sinjai bisa memperhatikan jalanan tersebut.
Informasi lainnya yang berhasil disadap media ini menyebutkan, kondisi poros Dada-Matamatae, memprihatinkan dan sudah lama menjadi keluhan. Bahkan “acap” kali menjadi lahan gemuk bagi para politikus menuju kursi kekuasaan.
“Kalau yang menjanjikan jalan ini untuk diperjuangkan sudah banyak sekali, utamanya pada detik-detik perhelatan pemilihan Legislatif” Tutur sumber minta tidak dipublikasikan jati dirinya.
Sebelumnya, Agus Saenal, ST, Kabid Binamarga , Dinas PU-PR Kabupaten Sinjai, dikonfirmasi wartawan mengatakan, jalan poros Dada-MataE sekitar 6 Km sudah masuk usulan tahun depan (2021).
“Tidak masuk program tahun ini (proyek anggaran pinjaman Pemkab red), namun kita usulkan untuk tahun depan” Tuturnya.
Lanjut dikatakan, anggaran pinjaman Pemda sekitar Rp 185 Miliyar, digunakan untuk peningkatan jalan sekitar 114 Km, tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pulau Sembilan.
“Yang sementara berjalan baru sekitar Rp 165 Miliyar” Katanya.
Di tempat yang sama, Andi Taufiq, Kepala Dinas PU-PR Sinjai, menyebutkan dana pinjaman Pemda tersebut memang peruntukannya adalah pembangunan infrastruktur.
“Dana ini khusus untuk pembangunan jalan dan jembatan, dimana saat ini sementara tahap pelaksanaan” Pungkasnya. (Supriadi/Ys)