SINJAI, Kosongsatunews.com – Segunduk upaya meningkatkan perekonomian rakyat terus dilakukan oleh pihak pemerintah, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai pada pemerintah desa, secara umum mendapat respon positif dari masyarakat luas.
Terkhusus pemerintah desa, program peningkatan ekonomi salah satunya digagas melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Hal ini juga dilakukan oleh Desa Talle, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan yang sudah menggelontorkan puluhan juta anggaran desa untuk membiayai Bumdes tersebut.
Namun demikian, anggaran Bumdes Talle tersebut “notabene” puluhan juta, kini dipertanyakan berbagai kalangan, kenapa ? Karena dana tersebut tidak diketahui rimbanya.
“Kegiatan Bumdes Talle, macet padahal anggarannya puluhan juta, ini perlu diusut” Jelas sejumlah sumber, Ahad 21 Juni 2020.
Bumdes Talle, berkedudukan di Dusun Jekka, sekitar dua tahun lalu mendapat jempol. Di mana saat itu, kantor sekretariat disulap menjadi warkop “Mabulo Sipappa” jelas ada pemberdayaan generasi muda dilibatkan dalam pengelolaannya dan diketuai oleh Arman salah seorang pemuda Dusun Lempong CellaE.
“Dua tahun lalu, pengurus Bumdes Talle sempat diapresiasi berbagai kalangan atas eksistensi menggagas usaha warkop, namun itu hanya berjalan beberapa bulan dan gulung tikar (Macet red)” Jelas salah seorang sumber dari kalangan pemuda Talle, mengenang masa-masa kejayaan warkop Bumdes Talle, sembari meminta tidak dipublikasikan jati dirinya.
Redupnya usaha warkop Mabbulo Sipappa dibenarkan oleh Umar Said, Sekdes Talle. Pihaknya mengatakan, macetnya BUMDES tersebut sudah berlangsung beberapa bulan lalu.
“Bumdes ini dikelola oleh Arman (Ketua Bumdes red) warga Dusun Lempong Cellae bersama Mita, warga Dusun Cempaga sebagai bendahara dan Mardiana warga Dusun Jekka merupakan anggota pengelola. Namun sesaat setelah warkop dinyatakan macet (Gulung tikar red) ketuanya di ganti oleh Suardi yang juga merupakan warga Lempong Cellae dan bahkan pihak desa mencairkan anggaran dua tahap dengan jumlah secara keseluruhan sebesar Rp 85.000.000, -” Urainya.
Lanjut desebutkan, pihaknya sempat mendengar desas-desus kalau dana usaha BUMDES tersebut dialihkan ke usaha lain yakni dibelikan ternak sapi. Hanya saja lanjutnya, jumlah dan kejelasan keberadaan ternak tersebut tidak diketahui pihaknya secara pasti.
“Kami belum mendapatkan informasi secara detail tentang ternak yang dibelinya dan keberadaan ternak tersebut kita tidak tau dimana” Ungkap Umar Said dengan nada penasaran sambil geleng-geleng kepala.
Sementara itu, Suardi ketua BUMDES yang menggantikan Arman yang dikonfirmasi seputar dana Bumdes tersebut mengatakan kalau dana tersebut pencairannya masih ketua yang lama (Arman red). sebelum dirinya.
“Soal pendanaan BUMDES belum ada kami kelola secara langsung yang cair dari desa. Kami cuma mengelola dana pengembalian dari pengurus lama sekitar Rp 25.000.000,-” Sebutnya terenyuh.
Lebih jauh Suardi, menyebutkan, dari anggaran pengembalian pengurus lama sekitar Rp 25 juta, digunakan untuk penggemukan.
“Dananya kami bagi 4 untuk penggemukan sapi diantaranya : Safar warga Dusun Dada
Rp 5.000.000,- Andi Amirulla Dusun Cempaga RP 6.500.000,- Mardiana Dusun Jekka Rp 6.500.000,- dan saya Rp 6.500.000,- .Soal sisa dana yang sebesar Rp 60 juta, saya belum terlalu bisa menjelaskan secara detail kerena masih ada pada ketua Bumdes yang saya gantikan (Arman)” Paparnya.
Lanjut Suardi menjelaskan, tahap pencarian pertama khusus usaha warkop sebesar Rp 30 juta, dan tahap kedua sebesar Rp 55 Juta, oleh ketua Bumdes yang lama (Arman), hingga saat ini total dana Bumdes sekitar Rp 85 Juta.
“Arman pernah menyampaikan secara lisan di Kantor Desa Talle soal dana yang Rp 60 juta digunakan untuk pembelian sapi dua ekor, dengan harga Rp 25 juta per ekor” Ujar Suardi.
Arman, Eks ketua Bumdes Talle, yang mau dikonfirmasi lagi tidak ditempat. Berdasarkan keterangan, ia lagi di Makassar (Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan red). “Lamami di Makassar kayaknya pak” Sebut seseorang di sekitar Kantor Desa Talle.
Ir. Abdul Rajab, Kades Talle, yang akan dikonfirmasi seputar dana Bumdes tersebut lagi di luar daerah.
“Masih di luar daerahka nak, lagi di Soppeng, nanti kita datang konfirmasi di Kantor” Sebutnya lewat pesan WhatsApp.
Muhammad Yusuf Buraerah, SH, Humas Lembaga Anti Corruption Independen Conmite (ACIC) Sulawesi Selatan, mengatakan, dana Bumdes Talle harus diusut karena ada dugaan penyelewengan anggaran.
“Kita akan mengumpulkan bukti-bukti dan segera melaporkan dana Bumdes Talle ke pihak berwajib” Pungkasnya. (Supriadi Buraerah/ Yus)