SULTRA, Kosongsatunews.com – Ambo Sakka, pria berdarah bugis lahir di “Bumi Panrita Kitta”
sebutan lainnya, Kabupaten Sinjai, 1955 sepuluh tahun setelah Indonesia merdeka tahun 1945.
Nampak jelas masih sangat kental bahasa daerah (Bugis Sinjai-red). Saat media ini melakukan komunikasi sambung rasa seputar perjalanan karier di kursi pemerintahan sebagai Kepala Desa.
Ambo Sakka membeberkan segunduk pengalaman saat meninggalkan kampung halamannya Sinjai, Sulawesi Selatan hijrah ke Sulawesi Tenggara, sekitar tahun 1990 (30 tahun silam). Awalnya sebagai petani sawah/kebun.
Ia (Ambo Sakka-red), dikenal peramah dan mudah bergaul serta punya kepedulian terhadap sesama, menjadi “minibus” mengantarnya menjadi kepala desa.
Menarik ulur, berawal dari rasa kepedulian serta dorongan dari masyarakat akhirnya diminta untuk menjadi kepala dusun pada tahun 1995 – 2000. Amanah yang diberikan oleh masyarakat ini, menjadi catatan tersendiri sehingga disepakati menjadi Pelaksana Tugas (Plt) kepala desa kurang lebih 4 tahun.
Ia, menjadi kepala Desa Tawarobadaka pada tahun 2000 sampai sekarang ini.
“Ya,saya sudah masuk 4 periode dan selama tiga periode berdasarkan hasil pemilihan pungutan suara masyarakat (Pilkades) menang secara berturut-turut” Tuturnya.
Wilayah Desa Tawarobadaka, terdiri dari 4 dusun dengan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 600 jiwa, dihuni 250 KK, mata pencaharian penduduk mayoritas petani sawah/kebun.
Selama menjabat sebagai Kades, berbagai trobosan pembangunan digagas lewat ide cemerlang. Beliau dikenal berbagai kalangan sebagai sosok leader tangguh. Mampu membaca arah pembangunan lalu bangkit bersama warga membangun desa yang dipimpinnya.
Langkahnya tidak berhenti disitu, lewat anggaran desa pihaknya terus berupaya menghadirkan infrastruktur berkualitas. Korelasinya adalah transparansi anggaran, serta melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan sampai pada pelaksanaannya.
Sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan, terlebih dahulu kita melakukan musyawarah tingkat dusun dan Musyawarah Desa( Musdes). Kami juga selalu hadir untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Jadi pembanguman yang kita laksanakan selama ini bermuara pada kesejahteraan dan kemakmuran” Bebernya saat ditemui Selasa, 29 Juli 2020.
Menelisik lebih jauh, keberhasilan Ambo Sakka, mulai dari peningkatan pembangunan infrastruktur jalan desa, melalui perintisan jalan perkampungan Iwoimea pada tahun 2002 lalu. Sampai tahap pelebaran jalan, serta pembangunan saluran irigasi persawahan.
Terkhusus untuk pengembangan pengolahan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dikelola dengan baik oleh masyarakat dengan unit usaha pengadaan alat mesin pemotong padi.
Sementara untuk peningkatan sarana olahraga diakuinya telah membangun lapangan sepak takraw dan untuk sarana pendidikan telah menghadirkan fasilitas Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK).
Sementara untuk peningkatan pendapatan ekonomi bagi warga pengangguran pihaknya menciptakan lowongan kerja melalui sektor pertanian. Bahkan kebun nilan miliknya kurang lebih 10 hektar memberdayakan sekitar 12 orang warga. (Supriadi)