Kosongsatunews.com – Sidrap, Upacara adat pernikahan masyarakat Tolotang di Kabupaten Sidrap yang masih terpelihara hingga saat ini, dan mendapat apresiasi yang tinggi dari pemerintah kabupaten sidrap, hal ini terlihat pada pesta pernikahan Melda Cancong dengan Mase Lantau di desa Kanyuara, kecamatan Watang sidenreng, kabupaten sidrap, Rabu (6/7/2022)
“Prosesi pernikahan adat Tolotang masih kami pelihara dan jaga turun-temurun, karena ini adalah warisan para leluhur,” kata salah seorang pemangku adat Tolotang Wa Mappile yang sekaligus sebagai kakek mempelai wanita
Lebih lanjut Wa Mappile mengatakan Pesta adat yang diawali dengan dio mayang (mandi mayang) dan dilanjutkan malam `mappacci` (malam pacar), ini bertujuan sebagai pembersihan diri secara lahir maupun batin menghadapi bahtera mahligai rumah tangga, Selain itu untuk membentengi diri dari berbagai masalah yang datang dari luar dan dalam diri seseorang, katanya
prosesi mappacci ini dihadiri para pemangku adat, keluarga, kerabat dan undangan kehormatan, dan dihibur oleh musik tradisional Bugis sidrap.
Selanjutnya pada keesokan harinya, pemangku adat dari Amparita dan warga Tolotang dari berbagai daerah hadir memberi doa restu sekaligus menyaksikan prosesi adat pernikahan cucu dari tokoh adat Wa Mappile di kanyuara
Untuk menampung ratusan pengunjung yang hadir dan duduk bersama di atas rumah panggung, maka lego-lego (teras) rumah diperluas dan ditambah bangunan yang dikenal dengan istilah `sarapo`.
Sementara yang menjadi ciri khas prosesi pernikahan masyarakat adat Tolotang adalah semua yang hadir duduk bersila di lantai papan rumah panggung itu. Khusus pemangku adat atau tamu kehormatan akan duduk di atas tikar daun lontar yang telah disiapkan tuan rumah.
“Ini memberikan pemaknaan bahwa kebersamaan dan kesetaraan pada masyarakat kami itu masih dijunjung tinggi,” ujar orang tua mempelai wanita Wa Cangcong Mappile
Tak heran jika tidak ditemukan kursi satupun di rumah pengantin, yang ada hanya tempat pelaminan yang merupakan tempat tidur yang penuh dengan dekorasi khas bugis, yang menjadi tempat duduk pengantin.
Prosesi adat pernikahan masyarakat adat Tolotang ini hanya salah satu bagian dari sejumlah adat budaya yang masih tetap dipertahankan ditengah perkembangan arus modernisasi.(*asp)