GEMPAR, BANYAK ORANG INGIN MENJADI FAM AL MAHDALY

Entah ini menjadi fenomena akhir zaman, atau gejalah tergerusnya nilai pemahaman dosa tentang pemalsuan Nasab.

Seperti di ceriterakan Andi Guntur Noerman (Syarif AG Al Mahdaly) di awal Tahun 2022. Muncul Grup whatsapp (WA) Al Mahdaly. Entah siapa yang memasukkan namanya di Grup tersebut, tak lama kemudian dia keluar, gara gara ada orang yang dianggap melecehkan leluhurnya, dengan perkataan.” Anggotakumi majjanggoe”. S.Agus Al Mahdaly mengklarifikasi, bukan leluhur kita yang di maksud. Meski sebelumnya di postin nama Hasan Buhasim (Puang Majjanggo). Tak lama kemudian dimasukkan kembali di Grup Wa itu. Lanjut diangkat menjadi Ketua Al Mahdaly.

Sebelum Ada Pertemuan Di obyek Wisata di Lejja. Batu2 Soppeng. Sulsel. Awal Tahun 2023 Syech Baso dan Syech Mudir, ingin mengecek Makam Leluhurnya di Amparita. Kabupaten Sidrap. ” Kami 4 orang waktu itu berangkat. Yakni Saya. S. Baso. S. Mudir. A. Alimuddin.” Kemudian singgah di Bola Lampee Amparita. Waktu itu ada 2 orang. Andi Syaiful dan Andi Ato.
Setelah memperkenalkan diri. Andi Ato mengatakan ” setahu saya keluarga kami adalah Al Idrus.” Terangnya.

Warga yang berkebun di dekat makam Sarif Saleh Al Mahdaly mengatakan saat ditemui setiap malam jum’at muncul cahaya di makam tersebut

” Keesokan harinya saya di ajak lagi untuk menulis Al Mahdaly di Nisan Syech Pagere “. Kata A.Guntur Noerman. Menjelang 2 bulan waktu itu, di persiapkan pertemuan di Obyek Wisata Lejja Sekaligus Siarah di Makam Asy Syarif Soleh Al Mahdaly dengan Isterinya bernama Petta Tola. Ada beberapa orang dari Kalimantan hadir saat itu, termasuk salah satunya dari Pagatan.

Bersama keluarga siarah di makam leluhur kami Sarif Saleh Al Mahdaly bersama istrinya Petta Tola Bin Passamula (Datu Panincong)
Bersama keluarga siarah kubur leluhur kami Passamula (Datu Panincong)

Pengakuan S. Semmauna, sewaktu hendak di pasang Prasasti d Makam Leluhurnya Syech Ahmad. Oleh kelompok Syech Baso
” Saya datang cari di Parepare. Tapi kita tidak ketemu, yang saya ingin sampaikan, kenapa leluhur kami di pasangkan prasasti bernama Sayyid Ahmad bin Abu Kasim Al Mahdaly, oleh kelompok S. Baso. Makanya saya corek corek” hal itu disampaikan melalui Hp. Sambil memperlihatkan gambar coretan nama bin Abu Kasim. Kemudian menambahkan, seharusnya yang berhak menyandan bin tersebut adalah puang Saleh ( puang Salimun).
Apalagi ada rekayasa Makam. Yang dulunya hanya 3. Kini di jadikan 4. Nisan.

Hal itu juga di benarkan istri S.Semmauna. bahwa Almarhum S.Ahmad, tidak punya Fam di belakan namanya. Ucapan tersebut turut di dengar beberapa orang. Itu disampaikan saat bertamu di rumah S. Semmauna di Batu batu Soppeng.
“Ini buktinya saya corek corek. Sambil memperlihatkan foto di Hp pada. S. Sahal. Darwis dan S. Ilham.” Keluh S.Semmauna.
Kemudian S. Abdullah, kemanakan Almarhum Puang Syarifa Mastura, yang tinggal turun temurung di Batu batu Soppeng. Membenarkan Syarif Soleh, adalah anak Syarif Abul Qasim Al Mahdaly”.
Sekarang ini, banyak mangaku Al Mahdaly, entah apa maksudnya.padahal dulunya Puang Majjanggo Melarang kita Nikah dengan keluarga tersebut. Tapi ada juga keluarga yang menikah. Meskipun itu ada pesan. Jelas Syarifa Hartaty Al Mahdaly.
Sekarang ini baru terdengar bahwa S. Pagere bersaudara dengan S. Soleh. Padahal dulunya tidak pernah terdengar dari leluhur kami. Ungkap S.AG.Noerman Al Mahdaly.

Anak Perempuan S. Pagere, menikah dengan penghulu Amparita namanya Labittoeng. Lahirlah Tokoh adat di daerah tersebut.

Ada juga anak Perempuan S. Pagere menikah dengan arung Wajo bernama Andi Sappaile. Kemudian ada juga yang di nikahi Puang Majjanggo.
Namun dia melarang keturunannya menikah dengan keluarga tersebut, dengan alasan, ” keluarga itu, tulinasengngi alena arunna Seyyid E.” ( dianggap dirinya bangsawan Sayyid) hal tersebut di sampaikan Abah S. Ag Noerman, itu juga di sampaikan Seyyid Jafar Al Mahdaly, Abah Syarifa Hartati Al Mahdaly terhadap anaknya.
Tidak ada maksud merendahkan karena di yakini sebagai hamba ALLAH.
Dalam pada itu. S. Ag Noerman keluar dari Grup Al Mahdaly. Bentukan S. Jamal Assiraj. Berawal ketika S.Ag Noerman, datang mensiarahi Makam Leluhurnya Syarif Soleh bin Asy Syarif Abul Qosim  Al Mahdaly, dengan Istrinya bernama Petta Tola bin Passamula (Datu Panincong) di kaca batu batu Kabupaten Soppeng sehabis Lebaran Tahun 2022. Kemudian ada ejekan bertuliskan ” Agatu batu. Agaro kaddaro” secara berulang di Grup tersebut yang di anggap melecehkan keluarga dan Leluhur kami.

Keluarga dari Batu batu Kabupaten Soppeng. S. Abdullah. S.Semmauna dan S.Ismail Ahmad Seru serta yang lainnya. Sangat memahami tentang keberadaan leluhur Syarif Soleh bin Abul Qosim Al Mahdaly. Meski ada juga pihak lain yang selalu mencoba untuk mengusik. Namun tetap didoakan semoga mendapat petunjuk dari ALLAH. Jelas S.Ag Noerman.(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *