Bulan Ramadhan telah memberikan hukuman/efek jera pada Iblis dan tentaranya (jin kafir/setan). Selama sebulan penuh (29 – 30 hari), Iblis dan tentaranya sangat lapar dan haus setiap harinya.
Hadits nabi: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ
Artinya :
“Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam setiap keadaan kalian sampai setan ikut hadir di makanan kalian” (HR Muslim).
Tiap kegiatan/aktivitas yang dilakukan, dan tidak ada/tidak menghadirkan Allah di dalamnya (minimal menyebut nama Allah) maka setan pun hadir/ikut aktif dalam kegiatan tersebut, termasuk di dalamnya adalah kegiatan makan dan minum. Hingga, dengan adanya puasa maka setan pun akan lapar dan haus setiap harinya.
Tiap mau tidur, bangun tidur, masuk rumah, keluar rumah atau tiap melakukan kegiatan, memasuki suatu ruangan maka hendaklah menghadirkan Allah, minimal dengan menyebut nama Allah.
Ketika kita masuk rumah tanpa menyebut nama Allah, setan-pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Dan ketika kita lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan-pun berkata (pada teman-temanya), “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam.” (HR. Muslim 2018).
Kehadiran Ramadhan, memberikan gambaran yang jelas kepada manusia bahwasanya Allah SWT sangat mencintai hamba-hambaNya yang muslim.
Sifat Maha Penyayangnya Allah telah dituangkan, dengan bantuan hadirnya bulan puasa. Karena, dengan perintah berpuasa, maka telah mengurangi kekuatan keganasan dari Iblis dan tentaranya (setan). Kebalikannya adalah ketika kita tidak berpuasa, maka keganasan iblis dan tentaranya semakin berlipat kekuatannya pada diri yang bersangkutan.
Hakekat puasa adalah memberikan kekuatan tambahan kepada manusia untuk menghadapi serangan setan yang terkutuk. Sebaliknya jika tidak berpuasa, otomatis langsung atau tak langsung telah memberi kekuatan tambahan pada setan, dalam melakukan serangannya setiap hari pada diri (untuk yang tidak berpuasa).
Bagi yang berpuasa sebulan penuh, tentunya dituntut pula ekstra hati-hati. Karena, sebelas bulan ke depan iblis dan tentaranya akan melakukan balas dendam. Karena sebulan penuh setan telah dipecundangi oleh manusia yang berpuasa.
Serangan balik setan, boleh jadi dimulai pada saat setelah lebaran. Dimana manusia secara sadar atau tak sadar telah digiring untuk berfoya-foya dalam melakukan pengeluaran ekonominya.
Manusia digiring perasaan dan hatinya, dengan rasa tidak/belum puas jika dalam merayakan lebaran, belum memiliki baju baru, celana baru, sendal baru, motor baru, mobil baru, bahkan mungkin rumah baru. Semua harus baru. Di rumah pun, harus ada tersedia bermacam-macam kue-kue yang enak dan yang mahal-mahal. Semua menu mahal, sepertinya harus ada ketika menyambut lebaran.
Padahal Allah dan pesuruhNya, menganjurkan kita untuk tidak berlebihan/berfoya-foya di dunia. Muara tersiratnya, setan menggiring kita untuk sombong atau pun riya’, serta mubadzir.
Walaupun kita di posisi berkemampuan untuk itu, sebaiknya hal tersebut diatas diminimalisir dalam pengejawantahannya. Apalagi kita kurang mampu, hendaknya janganlah dipaksakan.
Pakailah baju baru, celana baru, sepatu baru, sendal baru dengan menekan semaksimal mungkin perasaan riya’ dan sombong, yang bisa saja timbul dalam hati secara spontanitas. Jika masih tetap berkekalan perasaan riya’ ini muncul, maka sebaiknya menghindari memakai/membelinya.
Mari memulai segala hal secara perlahan-lahan, karena umumnya segala sesuatu terjadi/berlangsung secara perlahan-lahan.
Wallahu A’lam Bis-Shawabi.
GOWA, 1 Syawal 1445 H.
SYAHRIR AR