Oleh Yusuf Buraerah
HIBURAN, Sinjai, 27, Agustus 2024, kosongsatunews.com – Di kantor pemerintahan, Ibu Petunia dikenal sebagai PNS yang sangat antusias dalam mendukung calon walikota pilihannya, Pak Kunyit. Suatu pagi, Ibu Petunia dihadapkan pada tugas mengirim undangan rapat bulanan. Namun, kali ini ia memutuskan untuk memberikan sentuhan spesial pada undangan tersebut. Alih-alih desain standar, undangan tersebut didekorasi dengan gambar Pak Kunyit mengenakan jubah superhero dan topi yang berkilauan. Judul undangan berbunyi, “Rapat Super Berenergi Bersama Pak Kunyit! Bersiaplah untuk Terbang ke Kemenangan!”
Ketika undangan itu tersebar, para pegawai mulai berspekulasi tentang rapat tersebut. Rumor menyebar di kantor bahwa Ibu Petunia akan mengadakan rapat yang penuh dengan aksi kampanye yang sangat “kreatif.” Panwaslu, yang biasanya terkenal dengan ketegasan mereka dalam melarang PNS terlibat dalam politik praktis, datang ke kantor dengan tampak serius, siap untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut. Mereka memasuki ruang rapat dengan semangat untuk mendisiplinkan Ibu Petunia jika perlu. Namun, begitu mereka melihat dekorasi dan aksi lucu selama rapat, ketegasan mereka mulai luntur.
Saat rapat dimulai, Ibu Petunia menyapa peserta dengan penuh semangat, lengkap dengan masker bertema Pak Kunyit dan pertunjukan slide penuh warna. Panwaslu, yang duduk di belakang, tampak mulai gelisah dan bingung, mencoba menegakkan aturan namun tidak bisa mengabaikan suasana yang terlalu ceria untuk ditegur. “Ayo, kita diskusikan anggaran sambil bernyanyi lagu kampanye Pak Kunyit!” teriak Ibu Petunia. Para pegawai ikut bernyanyi dan menari, sementara Panwaslu berusaha keras untuk tetap serius namun akhirnya terjebak dalam suasana keceriaan.
Akhirnya, rapat berakhir dengan tawa dan hiburan, dan Panwaslu hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat banyak. Mereka meninggalkan kantor dengan wajah penuh kebingungan dan kekalahan kecil, sementara para pegawai tetap bersemangat. “Panwaslu juga ikut menari hari ini,” celetuk salah seorang pegawai. Ibu Petunia merasa sangat puas karena meskipun rapatnya penuh dengan kampanye, diskusi tetap produktif dan suasana kantor menjadi sangat ceria.
Pesan Moral:
Cerita ini menggarisbawahi pentingnya mematuhi aturan dan menjaga netralitas di lingkungan kerja, terutama bagi PNS yang harus menghindari keterlibatan langsung dalam politik praktis. Bagi Panwaslu, penting untuk tidak hanya fokus pada penegakan aturan, tetapi juga memahami konteks dan dampak positif dari suasana kerja yang menyenangkan. Keseimbangan antara keterlibatan politik dan profesionalisme, serta antara penegakan aturan dan pengertian konteks, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Keduanya harus bekerja sama untuk memastikan bahwa aturan diikuti dengan bijaksana tanpa mengabaikan semangat dan kepuasan kerja yang sehat.