Yusuf Buraerah
HIBURAN, Sinjai, (2/9/2024) kosongsatunews.com – Di RT 01, ada seorang warga bernama Pak Jambul yang terkenal dengan kebiasaan uniknya mengadakan pesta kebun setiap minggu. Pesta tersebut selalu ramai dengan berbagai macam makanan enak dan hiburan yang seru. Suatu hari, Pak Jambul memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai ketua RT dengan harapan bisa memperluas acara pesta kebunnya ke seluruh RT.
Saingan Pak Jambul dalam pemilihan ketua RT adalah Bu Buncit, seorang ibu rumah tangga yang sangat menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan, namun kurang dikenal karena sifatnya yang lebih pendiam. Tim sukses Pak Jambul memutuskan untuk fokus pada kelebihan Pak Jambul yang selalu meriah dan penuh semangat, tanpa menyerang pribadi Bu Buncit.
Namun, salah satu anggota tim sukses Pak Jambul yang bernama Mas Ngakak, seorang yang suka membuat lelucon, berpikir, “Agar Pak Jambul menang, kita perlu menunjukkan betapa monoton dan keringnya Bu Buncit.” Jadi, Mas Ngakak memutuskan untuk mengadakan acara “Tebak-Tebakan Konyol” dengan kartu-kartu yang berisi komentar lucu tentang kebiasaan Bu Buncit.
Acara tersebut dimulai dengan penuh semangat, dan para peserta tampaknya sangat menikmati. Namun, beberapa komentar dalam kartu tebak-tebakan itu, seperti “Bu Buncit pasti tidak pernah tahu apa itu karaoke!” dan “Kebersihan Bu Buncit mungkin membuatnya lupa bagaimana caranya bersenang-senang,” mulai membuat suasana terasa canggung. Peserta acara menjadi merasa tidak nyaman dan mulai berpikir bahwa ini adalah bentuk penyerangan pribadi terhadap Bu Buncit.
Di tengah kekacauan itu, salah satu peserta, Pak Kentut, yang selalu bijaksana, mengangkat tangan dan bertanya kepada Mas Ngakak, “Mas Ngakak, jika Bu Buncit memang begitu kering, bagaimana kalau Pak Jambul ternyata juga perlu belajar tentang ketertiban dan kebersihan?” Mas Ngakak terdiam. Ia baru sadar bahwa mengkritik Bu Buncit secara berlebihan justru dapat merusak citra Pak Jambul. Alih-alih meningkatkan dukungan, acara itu malah menciptakan kesan negatif.
Pak Jambul, yang melihat situasi memburuk, segera turun tangan. Ia meminta maaf kepada semua peserta dan berjanji untuk hanya fokus pada apa yang bisa ia bawa untuk RT, bukan pada kelemahan saingannya. Pak Jambul mengingatkan tim suksesnya bahwa meskipun mereka ingin menang, cara yang digunakan harus selalu menghargai lawan dan bukan merendahkan mereka.
Mas Ngakak yang merasa sangat menyesal, mulai mencari cara-cara positif untuk mendukung Pak Jambul. Ia segera menghentikan acara tebak-tebakan dan mulai membantu menyebarkan informasi positif tentang inisiatif Pak Jambul dengan cara yang lebih menghormati Bu Buncit. Dengan pendekatan yang lebih baik, Pak Jambul akhirnya memenangkan pemilihan, tidak hanya karena acara pestanya, tetapi juga karena sikapnya yang penuh hormat.
Cerita ini mengajarkan bahwa dalam setiap kampanye, meskipun kita memiliki niat baik, kita harus menjaga sikap positif dan menghargai lawan kita. Menyerang pribadi lawan hanya akan merusak citra kita sendiri, sementara pendekatan yang penuh hormat akan lebih efektif dalam meraih dukungan.