Oknum Bermodus Jalur Khusus Pusat diduga Tipu Kepala Desa, Dana Melayang Proyek Tak Kunjung Nyata

KOSONGSATUNEWS.COM, MAMASA – Kabar miring tengah berembus di kalangan kepala desa dan sejumlah tokoh masyarakat di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Mereka mengaku menjadi korban praktik percaloan proyek yang dilakukan seorang oknum berinisial S, yang lihai memainkan peran seolah-olah memiliki jalur khusus ke pusat kekuasaan.

Modus yang dijalankan terbilang meyakinkan. Oknum tersebut menjanjikan program pembangunan dapur mandiri berbasis green (MBG) yang diklaim bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk melancarkan rencana tersebut, ia meminta sejumlah uang dengan dalih sebagai biaya administrasi atau dana pelicin.

Tak hanya itu, oknum ini juga menawarkan proyek strategis lain berupa percetakan sawah dari Kementerian Pertanian. Iming-iming tersebut membuat sejumlah kepala desa rela menyerahkan uang dengan harapan desa mereka akan mendapat manfaat dari program yang ternyata sudah merupakan usulan murni pemerintah daerah.

Namun, memasuki Oktober 2025, proyek-proyek yang dijanjikan belum terlihat tanda-tanda realisasi. “Pembangunan dapur MBG yang dijanjikan tidak ada wujudnya, percetakan sawah pun sudah diumumkan bupati akan berjalan sesuai usulan pemerintah daerah. Jadi tidak ada jalur khusus seperti yang diklaim,” ungkap salah satu korban dengan nada kecewa, Sabtu (4/10/2025).

Lebih jauh, fakta pahit terkuak. Bahkan seorang kepala dinas yang ikut menyetor uang mengaku baru sadar bahwa program yang dijanjikan sebenarnya merupakan inisiatif pemerintah daerah, bukan proyek khusus yang bisa diakses melalui jalur pribadi. “Oknum itu hanya memanfaatkan informasi program pemerintah untuk memuluskan tipuannya,” tegas sumber lain dengan nada geram.

Sejumlah korban kini hanya bisa meratapi kerugian. “Kami pikir jalannya benar, jadi dikasih saja uang,” ucap seorang kepala desa yang merasa ditipu. Sementara korban lain yang mencoba meminta kejelasan atau pengembalian dana, hanya mendapat janji-janji palsu dan penundaan. “Saya sudah hubungi, tapi disuruh menunggu. Sampai sekarang tidak ada pertanggungjawaban,” keluhnya. (Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *