Driver Maxim Bahodopi Gelar Aksi Kedua, Tuntut Kenaikan Tarif di Tengah Biaya Operasional yang Melonjak

BAHODOPI, MOROWALI — Ratusan pengemudi ojek online (ojol) Maxim di Kecamatan Bahodopi kembali menggelar aksi demonstrasi di kantor admin Maxim Bahodopi pada Jumat, 10 Oktober 2025. Ini merupakan aksi kedua setelah demonstrasi pertama yang digelar pada 26 September 2025 lalu.

Aksi tersebut dipicu oleh belum adanya tanggapan memuaskan dari pihak manajemen Maxim Pusat terkait tuntutan kenaikan tarif layanan baik untuk Maxim Bike maupun Maxim Car. Para driver menilai, tarif yang berlaku saat ini terlalu rendah dan tidak sebanding dengan tingginya biaya operasional di lapangan.

Dalam orasi mereka, para pengemudi menyebut sedikitnya empat kendala utama yang memperburuk kondisi kerja mereka di Bahodopi:

1. Keterbatasan dan antrean panjang di SPBU. Hanya terdapat dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di wilayah Bahodopi, sehingga para driver kerap kehilangan waktu produktif akibat antrean panjang.

2. Harga BBM eceran yang melambung tinggi. Di lapangan, harga eceran mencapai Rp15.000 per liter, jauh di atas harga resmi, sehingga menekan penghasilan para pengemudi.

3. Kondisi jalan rusak parah. Infrastruktur yang buruk memaksa driver mengeluarkan biaya perawatan kendaraan lebih besar dan lebih sering.

4. Lalu lintas padat dan kemacetan rutin. Kepadatan penduduk dan aktivitas industri di Bahodopi sering memicu kemacetan total, memperpanjang waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar.

 

Ketua perwakilan driver dalam aksi tersebut menuturkan bahwa para pengemudi telah memberikan tenggat waktu dua minggu kepada pihak admin Maxim Bahodopi untuk menyampaikan hasil tuntutan mereka ke manajemen pusat. Namun hingga batas waktu 10 Oktober 2025, belum ada jawaban resmi yang diterima.

“Janji dari pihak admin belum juga ditepati. Kami sudah bersabar dua minggu, tapi hingga kini belum ada kejelasan dari pusat. Kami hanya menuntut tarif yang manusiawi,” ujar salah satu pengemudi dalam aksi tersebut.

Selama kurang lebih dua jam berdialog dengan pihak admin, para driver menilai jawaban yang diberikan tidak memuaskan dan terkesan berbelit-belit. Akibatnya, aksi kembali berakhir tanpa hasil konkret. Para pengemudi membubarkan diri dengan kekecewaan mendalam.

Mereka menegaskan akan terus mengawal aspirasi ini hingga manajemen Maxim pusat mengambil kebijakan yang berpihak pada mitra di lapangan.

Ancaman Lanjutkan Aksi ke Pemerintah Daerah

Sebagai tindak lanjut, para driver menyatakan siap membawa persoalan ini ke tingkat yang lebih tinggi. Jika dalam waktu dekat belum ada keputusan resmi dari manajemen Maxim, mereka akan mengadukan persoalan ini langsung kepada Pemerintah Daerah Morowali.

“Kalau manajemen Maxim pusat tetap diam, kami akan ke Pemda Morowali. Kami berharap pemerintah bisa membantu memperjuangkan penyesuaian tarif yang adil, agar layanan Maxim tetap berkelanjutan di Bahodopi,” ujar salah satu koordinator aksi.

Para driver berharap, intervensi pemerintah dapat membuka ruang dialog yang lebih serius antara manajemen Maxim dan mitra pengemudi, demi menciptakan sistem kerja yang adil dan berkeadilan di tengah melonjaknya biaya hidup dan operasional di wilayah industri tersebut. (Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *