MAMASA – Sejumlah warga Desa Manipi, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menyoroti keras proyek pembangunan sekolah yang menelan anggaran kurang lebih Rp6 miliar pada tahun 2025. Proyek berskala besar tersebut dinilai janggal karena berada di wilayah yang sangat terpencil, namun diduga minim pengawasan dari instansi terkait.
Warga menilai pemerintah maupun pihak berwenang seakan tidak pernah meninjau langsung kondisi lapangan sebelum mengeluarkan rekomendasi atau persetujuan anggaran. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait proses perencanaan dan kelayakan proyek.
“Desa kami ini terisolasi. Sepertinya tidak pernah ada tinjauan langsung dari pihak terkait sebelum proyek dijalankan,” ungkap salah satu warga Desa Manipi kepada media ini, Minggu (12/10/2025).
Proyek pembangunan yang dimaksud merupakan kegiatan fisik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pana. Namun masyarakat menemukan adanya dugaan ketidaksesuaian material yang digunakan di lapangan. Beberapa bahan bangunan disebut tidak sesuai dengan spesifikasi teknis atau prosedur pekerjaan sebagaimana mestinya.
“Banyak material yang dipasang tidak sesuai dengan prosedur, kualitasnya diragukan,” kata warga lainnya.
Selain persoalan material, pelaksanaan proyek ini juga memicu sorotan karena tenaga kerja yang digunakan diduga berasal dari keluarga kepsek sendiri. Warga menilai, kebijakan tersebut tidak mencerminkan semangat pemberdayaan masyarakat lokal sebagaimana yang diharapkan dalam pelaksanaan proyek pemerintah di wilayah desa.
“Pekerjanya banyak keluarga kepsek, sementara masyarakat sini hanya jadi penonton,” keluh warga setempat.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait belum memberikan tanggapan resmi. Warga berharap ada audit dan evaluasi dari pemerintah kabupaten maupun aparat penegak hukum agar penggunaan anggaran senilai miliaran rupiah tersebut benar-benar transparan dan memberikan manfaat bagi dunia pendidikan di wilayah Pana.
(Ayu)