Proyek Bibit Kakao dan Durian di Sulbar Disorot: Rekanan Duga Ada Kongkalikong dengan Dinas Terkait

MAMUJU — Program pengadaan bibit kakao dan bibit durian sangking yang dikelola melalui sektor perkebunan dan pertanian di Provinsi Sulawesi Barat kembali menjadi sorotan tajam. Salah satu rekanan asal Mamuju menilai, kegiatan yang menelan anggaran puluhan miliar rupiah itu diduga kuat tidak berjalan sesuai prosedur dan berpotensi sarat praktik kongkalikong antara pihak penyedia dengan dinas terkait.

Dalam keterangannya kepada awak media ini melalui sambungan WhatsApp, Selasa (21/10/2025), sumber tersebut menegaskan adanya banyak kejanggalan pada proses pelaksanaan pengadaan.
“Program bibit kakao dan durian sangking di Sulbar menelan anggaran besar, tapi pelaksanaannya tidak transparan. Kami menduga ada permainan dengan dinas terkait,” ujarnya dengan nada tegas.

Ia juga menyebut bahwa sebagian proses pengadaan tidak melalui verifikasi lapangan dan tidak dicek kesesuaian dukungan sumber bibit. “Durian di pertanian tidak prosedural. Tidak ada verifikasi lapangan, tidak ada cek kesesuaian dukungan dengan sumber bibit, dan pihak pelaksana bukan penangkar resmi. Lebih-lebih harga bibit yang dipakai justru paling mahal di pasaran,” jelasnya.

Sumber ini meminta perhatian langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar menurunkan tim investigasi pusat ke Sulawesi Barat untuk memeriksa dugaan penyimpangan tersebut.
“Tolong Bapak Presiden Prabowo Subianto kirim tim dari pusat ke Sulbar. Ini bukan persoalan kecil, ini soal uang rakyat yang diduga diselewengkan lewat program pertanian,” ujarnya.

Ia juga menyerukan agar lembaga penegak hukum seperti Polda Sulbar, Kejati Sulbar, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengambil langkah konkret dalam pengawasan anggaran publik tersebut.
“Kami harap aparat hukum turun tangan. Jangan sampai anggaran miliaran hanya menghasilkan bibit yang tidak sesuai standar,” tegasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan kongkalikong dan kejanggalan yang disampaikan rekanan tersebut. (Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *