Jembatan Darurat Mareppang–Pakka Kembali Ambruk Diterjang Banjir, Warga Nepo Gotong Royong Bangun Kembali

 

Barru Kosongsatunews— Semangat gotong royong warga Dusun Mareppang dah Pakka Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, kembali diuji setelah jembatan darurat penghubung antara Dusun Mareppang dan Dusun Pakka kembali ambruk diterjang banjir besar pada Minggu (26/10) malam.

Derasnya hujan yang mengguyur wilayah Barru sejak Sabtu malam menyebabkan air dari kaki Gunung Lampe’e meluap, menghantam jembatan yang menjadi satu-satunya akses utama warga kedua dusun tersebut.

Meski jembatan darurat itu baru dibangun beberapa bulan lalu, arus deras kali ini tak mampu ditahan oleh konstruksi sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu. Namun, bukannya pasrah, warga Desa Nepo justru kembali turun tangan membangun ulang jembatan agar aktivitas sehari-hari bisa segera kembali normal.

Sejak pagi, puluhan warga—baik laki-laki maupun perempuan—bergotong royong memperbaiki jembatan menggunakan bahan seadanya seperti batang bambu, kayu gelondongan, dan papan bekas. Keringat bercucuran, namun semangat tetap menyala.

“Kalau jembatan ini putus, anak-anak sekolah kami tidak bisa lewat, guru-guru juga kesulitan datang mengajar di SD Pakka. Hasil pertanian pun tidak bisa dijual. Jadi kami terpaksa bangun lagi, meski darurat,” ujar salah seorang warga Dusun Mareppang dengan nada tegas namun penuh semangat.

Pembangunan jembatan darurat ini diketahui sudah dilakukan dua kali sejak Desember 2024. Setiap kali hujan deras mengguyur dan sungai meluap, jembatan ini kembali rusak. Meski demikian, warga tidak menyerah.

Selain jembatan penghubung Mareppang–Pakka, sejumlah ruas jalan seperti Watang Nepo–Mareppang juga mengalami kerusakan parah dan tidak bisa dilalui kendaraan. Beberapa lahan pertanian tergenang air, sementara beberapa ekor ternak warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir.

Banjir ini disebabkan oleh meningkatnya debit air di daerah aliran sungai (DAS) akibat curah hujan tinggi yang melanda Barru selama beberapa hari terakhir. Meski tidak ada korban jiwa, warga kini harus lebih waspada terhadap potensi banjir susulan.

Kepala Dusun Pakka berharap pemerintah daerah segera turun tangan membangun jembatan permanen yang lebih kokoh agar warga tidak terus-menerus terisolasi setiap musim hujan tiba.

“Kami mohon perhatian pemerintah. Jembatan ini bukan hanya jalan penghubung, tapi juga urat nadi ekonomi dan pendidikan masyarakat. Kalau terus begini, anak-anak sekolah dan petani sangat terdampak,” ujarnya.

Pemerintah Desa Nepo juga telah mengimbau warga agar tetap siaga menghadapi cuaca ekstrem dan menghindari aktivitas di sekitar sungai saat hujan deras untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Meski dengan keterbatasan bahan dan peralatan, warga Desa Nepo menunjukkan ketangguhan dan semangat kebersamaan yang patut dicontoh.

Aksi gotong royong mereka bukan hanya bentuk kepedulian terhadap sesama, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Barru yang tidak mudah menyerah menghadapi bencana.

Semangat ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak bahwa di tengah kesulitan, kekuatan terbesar masyarakat terletak pada kebersamaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *