Program IP 300 Siap Dongkrak Produksi, Sidrap Bidik Posisi Tiga Besar Penghasil Beras Sulsel

KOSONGSATUNEWS.COM, SIDRAP — Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) menempati urutan ke-23 daerah penghasil beras terbesar di Indonesia.

Data tersebut menempatkan Sidrap sebagai salah satu daerah penopang utama produksi beras di Provinsi Sulawesi Selatan.

Selain Sidrap, sejumlah kabupaten lain di Sulsel juga masuk dalam daftar 25 besar penghasil beras nasional. Kabupaten Bone berada di urutan ke-5, Wajo di urutan ke-11, dan Pinrang menempati posisi ke-21.

Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, menjelaskan bahwa posisi tersebut dihitung berdasarkan hasil panen padi yang dihasilkan dari lahan pertanian di wilayah Sidrap sendiri.

“Sidrap berada di posisi ke-23 karena hasil panen kita sekitar 600 ribu ton gabah, yang jika dikonversi menjadi beras mencapai sekitar 315 ribu ton. Itu murni hasil panen dari luas lahan sekitar 52 ribu hektare,” ujar Syaharuddin, Sabtu (1/11).

Ia menambahkan, meski data statistik hanya menghitung hasil panen lokal, sebenarnya kapasitas produksi beras di Sidrap jauh lebih besar karena banyak pabrik di daerah tersebut yang mengolah gabah dari luar Sidrap.

“Banyak masyarakat Sidrap membeli gabah dari daerah lain di Pulau Sulawesi untuk diproses di pabrik-pabrik di Sidrap. Jumlahnya bisa mencapai sekitar 700 ribu ton. Jadi kalau dihitung total produksi beras dari hasil penggilingan di Sidrap, nilainya jauh lebih besar,” jelasnya.

Menurut Syahar, peringkat Sidrap di tingkat provinsi berada di posisi keempat setelah Bone, Wajo, dan Pinrang. Kabupaten Soppeng menyusul di bawahnya.

Ia optimistis peringkat Sidrap akan meningkat setelah program Indeks Pertanaman (IP) 300 berjalan penuh pada tahun 2026.

“Kalau IP 300 sudah berjalan, saya yakin produksi beras Sidrap bisa melampaui beberapa kabupaten lain,” tambahnya.

Bupati juga menyebutkan, salah satu keunggulan Sidrap adalah keberadaan pabrik penggilingan beras modern yang berkapasitas tinggi.

“Rata-rata pabrik di Sidrap mampu mengolah hingga 50 ton gabah per jam. Teknologinya sudah sangat modern dan efisien, (MDS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *