Bontosinala: Desa Kaya Potensi dengan Tantangan Infrastruktur yang Mendesak

SINJAI, Kosongsatunews.com – Desa Bontosinala, yang terletak di Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, merupakan “permata” tersembunyi dengan potensi alam yang melimpah. Dikenal sebagai penghasil Gula Aren dari pohon enau yang tumbuh subur, desa ini juga mengandalkan sektor perkebunan dan peternakan untuk menopang perekonomian warganya, meskipun lahan persawahan yang ada terbatas.

Dalam wawancara eksklusif dengan kosongsatunews.com, Kepala Desa Bontosinala, Agus, mengungkapkan tiga program pembangunan utama yang menjadi fokus desa sepanjang tahun 2024. “Kami mengutamakan pembangunan irigasi, rabat beton, dan gedung PAUD. Semua ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendorong kemajuan desa,” kata Agus saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Pembangunan irigasi merupakan prioritas untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian di desa tersebut. Selain itu, rabat beton diharapkan mampu memperbaiki akses jalan yang selama ini menjadi hambatan bagi mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. Pembangunan gedung PAUD, sebagai investasi jangka panjang, juga bertujuan memperluas akses pendidikan bagi anak-anak usia dini, demi mencetak generasi penerus yang lebih baik.

Agus, yang telah dua tahun memimpin desa, juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam program-program desa. Salah satu inisiatifnya adalah penyaluran bantuan pupuk kepada kelompok tani, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal. “Kami ingin petani di sini tidak hanya produktif, tetapi juga mampu bersaing dengan daerah lain,” tegasnya.

Pelaksanaan program pembangunan di Desa Bontosinala tidak hanya terbatas pada inisiatif pemerintah desa. Masyarakat turut dilibatkan aktif mulai dari tahap pengusulan hingga pelaksanaan. Warga desa bebas menyampaikan aspirasi dan prioritas mereka dalam pembangunan, sehingga setiap program yang dikerjakan benar-benar mencerminkan kebutuhan lokal. Selain itu, pengerjaan program dilakukan oleh warga setempat, menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama terhadap hasil pembangunan.

Transparansi menjadi kunci dalam pengelolaan dana desa. Pemerintah desa secara terbuka memasang papan informasi keuangan di lokasi-lokasi strategis, seperti di depan kantor desa, sehingga masyarakat dapat memantau alokasi anggaran dengan jelas. Dengan langkah ini, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa meningkat, karena penggunaan anggaran dapat diakses oleh publik secara mudah.

Namun, di tengah upaya pembangunan yang berjalan, Desa Bontosinala masih menghadapi tantangan besar, khususnya terkait infrastruktur jalan. Kondisi jalan poros desa, yang merupakan akses utama menuju jalan poros kecamatan serta fasilitas-fasilitas penting seperti PKM dan pasar, kini semakin memprihatinkan. Di beberapa titik, aspal telah terbongkar, menyulitkan mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. “Kami sangat berharap perhatian dari pemerintah daerah, karena jalan ini merupakan urat nadi ekonomi desa,” ungkap Agus.

Jalan poros tersebut berada di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sinjai. Dengan jumlah penduduk lebih dari seribu jiwa, warga desa sangat berharap perbaikan segera dilakukan. Kondisi jalan yang buruk juga meningkatkan risiko kecelakaan, terutama pada malam hari saat penerangan minim.

Meski tantangan infrastruktur masih menghantui, Agus tetap optimis. Potensi besar Desa Bontosinala dalam sektor perkebunan, terutama Gula Aren, diyakini mampu membawa desa ini menuju kemandirian dan kesejahteraan. “Jika akses jalan diperbaiki dan program-program pembangunan terus berjalan sesuai rencana, saya yakin Bontosinala akan semakin maju,” tutup Agus dengan penuh keyakinan.

Dengan potensi alam yang luar biasa dan dukungan pemerintah serta gotong royong masyarakat, Desa Bontosinala berada di jalur yang tepat untuk berkembang. Tantangan yang ada, termasuk infrastruktur, diyakini bisa diatasi dengan kolaborasi yang kuat antara warga dan pemerintah. Bontosinala, desa dengan kekayaan alam dan budaya gotong royong yang tetap lestari, terus berusaha menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh warganya.(Yusuf Buraearah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *