Tokoh Pemuda Tondong Sebut Muzayyin Arif-Andi Ichsan Hamid Sosok Pemimpin Ideal untuk Sinjai

Sinjai, kosongsatunews.com – Mukhlis Hs, tokoh muda berpengaruh dari Tondong dan pegiat media sosial, menegaskan bahwa Sinjai saat ini membutuhkan pemimpin yang dapat menciptakan keseimbangan serta kebersamaan dalam pemerintahan. Dalam wawancara eksklusif melalui WhatsApp pada Kamis (12/9/2024), Mukhlis mengungkapkan bahwa Sinjai, dengan keberagaman masyarakatnya, perlu dipimpin oleh sosok yang menggabungkan nasionalisme dengan nilai-nilai religius.

“Sinjai adalah daerah yang unik dengan latar belakang masyarakat yang beragam. Untuk menjaga keharmonisan, dibutuhkan pemimpin yang memiliki pemahaman kuat tentang nasionalisme yang berpadu dengan nilai-nilai keagamaan. Inilah fondasi yang akan memperkuat setiap aspek pembangunan di Sinjai,” jelas Mukhlis.

Ia menambahkan bahwa kepemimpinan yang berlandaskan nasionalisme religius akan menjadi roh dari pembangunan Sinjai. Menurutnya, hal ini akan memberikan arah yang jelas dalam memperkokoh dasar filosofis berbangsa yang relevan dengan karakter masyarakat lokal.

Lebih lanjut, Mukhlis menjelaskan konsep “Sijai’”, yang berarti saling terjalin atau bersatu. Baginya, persatuan ini harus menjadi kenyataan, bukan sekadar slogan kosong. Prinsip persatuan yang dilandasi oleh kearifan lokal dan nilai-nilai agama akan membentuk kolaborasi sempurna, yang menurutnya sangat diperlukan untuk membawa Sinjai maju dan bersaing dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

“Sinjai harus mampu berkompetisi di tingkat nasional. Kunci keberhasilannya terletak pada bagaimana kita mengintegrasikan kearifan lokal dengan nilai-nilai religius yang kita pegang teguh,” imbuhnya.

Mukhlis juga mengingatkan tentang status Sinjai sebagai “Bumi Panrita” yang melahirkan banyak sosok cerdas. Ia menilai sudah saatnya kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual ditonjolkan dalam setiap keputusan yang diambil untuk membawa daerah ini lebih maju.

“Kecerdasan bukan hanya soal pengetahuan akademik, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan akal budi, emosi, dan spiritualitas kita dalam menentukan masa depan bangsa, khususnya untuk kemajuan Sinjai,” paparnya.

Mengenai sejarah Sinjai yang pernah terlibat dalam konfederasi Tellu Limpoe dan berhasil mengguncang kekuasaan kerajaan Gowa dan Bone, Mukhlis percaya bahwa wilayah-wilayah seperti Tondong, Bulo-Bulo, dan Lamatti memiliki potensi untuk kembali menorehkan sejarah baru. Ia melihat perlunya kepemimpinan visioner yang dapat membawa Sinjai ke panggung yang lebih besar.

“Kita harus menghidupkan kembali semangat dari sejarah besar tersebut. Sinjai bisa kembali mengguncang Sulawesi dengan kepemimpinan yang berkah, berdaya, dan berbudaya,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Mukhlis menyinggung simbol Sinjai, yaitu kuda, yang menurutnya memiliki makna filosofis mendalam. Bagi Mukhlis, simbol kuda mewakili kekuatan, kecepatan, dan kecerdasan, yang menjadi ciri khas masyarakat Sinjai.

“Simbol bukanlah sekadar gambar atau logo, melainkan sesuatu yang menyimpan makna mendalam. Kuda sebagai simbol Sinjai merepresentasikan filosofi kekuatan dan kecerdasan yang seharusnya terus hidup dalam diri setiap warga Sinjai,” ujar Mukhlis penuh semangat.

Ia mengingatkan bahwa simbol kuda tidak boleh dibiarkan mati. Menurutnya, kuda adalah gambaran kekuatan yang harus dijaga dan dilestarikan agar nilai filosofis di baliknya tetap hidup di tengah masyarakat.

“Jangan biarkan simbol itu mati. Mari kita bangkit bersama, berdiri dalam barisan kuda yang siap membawa Sinjai menuju masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Mukhlis kemudian berbicara mengenai kebutuhan Sinjai akan pemimpin yang mampu melahirkan keseimbangan, keadilan, dan persatuan. Baginya, pasangan calon Muzayyin Arif dan Andi Ichsan Hamid (MA-AIH), yang diusung oleh Partai PKS dan Nasdem, adalah figur yang mampu memenuhi semua kriteria tersebut.

“Jika Sinjai membutuhkan pemimpin yang seimbang dan mampu menyatukan, saya melihat semua tanda-tanda itu ada pada sosok Muzayyin Arif dan Andi Ichsan Hamid. Mereka adalah paket lengkap yang bisa membawa Sinjai menuju masa depan yang lebih cerah,” tuturnya.

Pasangan MA-AIH semakin mencuri perhatian sebagai calon pemimpin yang diyakini mampu menghadirkan perubahan besar bagi Kabupaten Sinjai, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal dan religius yang menjadi ciri khas daerah tersebut.(Yusuf Buraerah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *