Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan vokasi melalui perbaikan infrastruktur sekolah. Pada tahun 2025, sebanyak 1.439 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia menerima bantuan renovasi dan revitalisasi dari pemerintah.
Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Saryadi, menjelaskan bahwa sasaran program ditentukan berdasarkan kondisi kerusakan bangunan sekolah.
“Menu revitalisasi ini disasarkan untuk rehabilitasi rusak sedang dan berat. Sekolah penerima dipastikan memiliki sarana dan prasarana yang membutuhkan perbaikan signifikan,” ujar Saryadi di SMKN Cibogo, Subang, Jawa Barat, Senin (15/10/2025).
Program ini menggunakan data Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 sebagai dasar penentuan lokus tahun 2025, yang dikombinasikan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk memastikan ketepatan sasaran.
“Data DAK dikombinasikan dengan Dapodik yang memuat kondisi sarana dan prasarana sekolah. Data tersebut diverifikasi dan divalidasi agar tepat sasaran,” jelasnya.
Saryadi menegaskan bahwa sekolah negeri maupun swasta memiliki peluang yang sama untuk menerima bantuan, asalkan memenuhi kriteria yaitu kondisi ruang dan sarana prasarana rusak, terdaftar di Dapodik, dan memiliki lahan dengan status kepemilikan yang sah.
“Selama memenuhi kriteria tersebut, sekolah berhak mengajukan revitalisasi,” ungkapnya.
Saryadi menambahkan bahwa pemerintah akan terus melanjutkan program revitalisasi pada tahun berikutnya.
“Insya Allah akan dialokasikan kembali anggaran untuk revitalisasi,” pungkasnya. (**)




