Gowa! Proyek 8 Milyar Tanggul Bendung Kampili, Disorot Lsm Mapankan

Gowa, kosongsatunews.com – Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Kabupaten Gowa, merasa kecewa kepada Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSJ). Pasalnya, pekerjaan tanggul bendung Kampili sangat jauh dari harapan petani.

Ketua IP3A Kampili, Jamil Sado, mengatakan tanggul bendung Kampili yang dikerjakan dengan anggaran 8 Milyar, diduga sangat mengecewakan hasilnya. Tanggul Bendung Kampili mengalami kebocoran dan hari ini juga kami melaporkan kondisi tersebut melalui persuratan ke Bupati Gowa. Hal ini disampaikan saat jumpa pers di Warkop Istana Mapala jalan Sultan Hasanuddin, Kamis, (12/9) sore.

“Sekarang kondisinya sangat parah karena lebih banyak air terbuang, dari yang bisa di manfaatkan. Jatah irigasi untuk 3 DI, yaitu: Bendung Bili-Bili, Bendung Bissua dan Bendung Kampili sebanyak 5,5 Meter kubik /detik. Karena mengalami kebocoran, sehingga yang masuk ke pintu saluran induk Kampili hanya kurang lebih 1 meter kubik/detik,” urainya.

Lanjut diuraikannya, air masih lebih banyak mengalir terbuang di sela-sela tanggul bronjong, yang berdampak air irigasi yang masuk di pintu saluran induk kampili sangat sedikit. Sehingga, urainya, sangat mengkhawatirkan kegagalan tanam MT 2019-2020 dan di pastikan kegagalan panen, dengan melihat kondisi air terbuang ke sungai lama lebih besar debit di banding dengan yang masuk di pintu saluran induk kampili. Pekerjaan tanggul bendung Kampili, katanya, kalau dimaksimalkan anggarannya tentu saja tidak seperti ini dampaknya.

“IP3A akan terus menyorot pihak BBWSJ, sampai tanggul bendung Kampili diselesaikan. Perlu juga menjadi catatan buat pihak PPK OP2, Hasbi agar mendesak pihak kontraktor agar menyelesaikan sebelum memasuki musim penghujan,”tandasnya.

Terkait hal ini, Ketua MAPANKAN Gowa, Fajar Fajhri, mengatakan saatnya pihak KPK untuk memperlihatkan kerja-kerja cerdasnya, agar terlihat ke publik, bahwa KPK tidak tebang pilih. Sudah banyak laporan ke KPK yang dilakukan teman-teman penggiat anti korupsi, terkait proyek pekerjaan di BBWSJ namun diduga belum terlihat proses tindak lanjutnya.

“Kami siap mengawal dan menunjukkan proyek-proyek bermasalah di tubuh BBWSJ, yang merugikan negara milyaran rupiah. Proyek pekerjaan bendung Kampili ini adalalah salah satunya.
Menelan anggaran sebesar 8 Milyar namun, kalau dilihat dari fisiknya diduga hanya sekitar 5 milyar yang dipergunakan. Proyek pekerjaan Kampili ini sepertinya mempergunakan anggaran mitigasi dan penanggulangan bencana
alam,” tegas Fajar.

Fajar menegaskan, sebenarnya, walaupun tidak terjadi bencana alam longsor tahun lalu, bendung Kampili sudah sangat memprihatinkan.

“Diduga, terjadi pembiaran aktivitas tambang oleh pihak BBWSJ. Bendung Kampili hanya menunggu waktu saja sebelum terjadi bencana alam longsor karena aktivitas penambang menggali di bawah kaki tanggul,”pungkasnya

Kepala BBWSJ, Suparji, saat dikonfirmasi via WhatsApp mengatakan, akan permanen tahun 2020. “Memang itu penanganan tanggap darurat, nanti dipermanenkan 2020,”ungkapnya.

Sementara itu PPK OP2 BBWSJ, Hasbi, mengatakan, memang pihaknya mengakui ada kebocoran namun itu akan diperbaiki oleh pihak rekanan. Mengenai anggaran 8 Milyar itu hanya nilai perkiraan awal, namun belum dibayarkan. Lanjutnya, hasil pekerjaan rekanan masih menunggu hasil audit dari beberapa pihak.

“Jadi Terkait Pekerjaan Tanggul yang mengalami rembesan masih dalam penanganan pihak kontraktor yang di tunjuk, untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Sampai sekarang belum terbayarkan oleh pihak balai, sebelum dilakukan penyempurnaan dan pemeriksaan/audit dari Inspektorat,” tutup Hasbi, saat di konfirmasi via telepon selulernya.
(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *