Prosesi Rambu Solo di Le’tek tanpa Pengawasan Aparat Keamanan

TANA TORAJA – KOSONG SATU. Kendati tanpa pengawasan aparat keamanan dari pihak polisi dan TNI setempat, prosesi acara Rambu Solo di Desa Le’tek Kecamatan Binuang Kabupaten Tanah Toraja berlangsung aman dan terkendali hingga puncak acara siang tadi, Jum’at ( 14/12/2025 ) berakhir.

Prosesi acara Rambu Solo yang digelar Keluarga Almarhumah Marta Burak Tasik, dalam rangka upacara pemakaman almarhumah, berlangsung mulai tanggal 10 November hingga 14 November 2025, menuai protes dari warga setempat karena tidak adanya pengawasan keamanan dari aparat terkait.

Keluarga almarhumah Marta Burak Tasik sekaligus juru bicara acara Rambu Solo Desa Le’tek mengaku telah menyampaikan sebelum pegelaran kepada Babinsa dan Babinkamtibnas, namun tidak ditindak lanjuti.

“Baik Babinsa maupun Bhabinkamtibmas tidak turun melakukan pengamanan dengan alasan tidak ada penyampaian dari pihak Kecamatan Binuang,” Kata Julius.

Julius yang juga merupakan wartawan media Kosong Satu menambahkan, meski tanpa pengawasan dari aparat keamanan, namun prosesi Rambu Solo tersebut berlangsung aman ,tertib dan terkendali.

Prosesi Rambu Salu yang digela keluarga Latasik, dimulai 10 November dengan acara Ma’pesta atau persispan. Dilanjutkan Ma’Tingkon atau proses pengambilan kayu untuk tiang Rambu Solo.

Hari berikutnya, acara Ma’Pongko atau pengukuran tiang rambu Solo serta pemasangan tiang Rambu Solo (Ma’Pamasangan).

Prosesi Rambu Solo berikutnya hingga 14 November 2025 yakni, Adu kerbau sebagai simbol kekuatan dan kesuburan. Ma’Pesta Besar atau oesta besar yang diadakan setelah prosesi Rambu Salu selesai.

Dilanjutkan Ma’Pelelangan yakni Proses pelelangan hasil adu kerbau, disusul Ma’Pemberkatan yakni Proses pemberkatan tiang Rambu Salu oleh Tetua Adat.

Terpisah, Tokoh Adat Toraja, Luther Pangloli Papalangi yang akrab disapa pak Bintang, mengapresiasi Tinggi pagelaran Rambu Solo.

“Rambu Solo sebuah tradisi pemakaman adat Toraja yang sangat penting dan merupakan simbol penghormatan kepada leluhur dan orang yang telah meninggal,” kata Bintang.

Lebih jauh dikatakan Bintang, Rambu Solo harus terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat Toraja. ( Julius – Irwan ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *