Kiprah Pelaksana Tugas Kepala SD Negeri 111 Lembang Gogoso Sinjai

SINJAI, Kosongsatunews.com – Patut diapresiasi perjuangan tidak mengenal lelah dilakukan oleh Tahiruddin, S.Pd, M.Pd, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala SD Negeri 111 Lembang Gogoso, Desa TellulimpoE, Kecamatan TellulimpoE, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, ikut andil mengantar anak bangsa menggapai impian.

Menarik ulur, kiprahnya sebelum diberi amanah menjabat sebagai Plt. Kepala SD Negeri 111 Lembang Gogoso, ada kisah perjalanan tugas “menebas” pola pikir masyarakat yang masih minim kesadaran pentingnya pendidikan saat bertugas di salah satu sekolah terpencil adalah SD Negeri 228 Pakokok beberapa tahun silam patut diacunging jempol.

Tahiruddin. S.Pd, M.Pd, Plt Kepala SD Negeri 111 Lembang Gogoso

Ia (Tahiruddun red), adalah pengangkatan guru kontrak pusat tahun 2003 melalui seleksi ketat dengan jumlah guru kelas Sekolah Dasar (SD) untuk Kabupaten Sinjai. Dirinya saat itu merupakan salah satu dari ratusan peserta yang ikut seleksi yang berhasil lolos.

“Saat itu kami salah satunya berhasil lolos seleksi, mana pada saat itu salah satu SD yang terletak sangat terpencil di Kabupaten Sinjai yaitu SD 228 Pakokok, sangat membutuhkan guru karena hanya 1 guru kelas, maka saya selaku calon guru pada saat itu berinisiatif meminta untuk ditempatkan di sana guna mengabdi kepada anak bangsa di perbatasan Kabupaten Sinjai dengan Kabupaten Bulukumba, dengan bahasa masyarakat setempat yang sangat sulit saya pahami, namun tetap tegar dan semangat kendati saat itu gaji kami hanya berkisar Rp 425.000 perbulan tetap semangat dan ihklas jalankan tugas” Ungkap Tahiruddin, Kamis 9 Januari 2020, mengenang suka duka perjalanan karirnya saat pertama mengembang amanah sebagai Guru Kontrak Pusat (Guru Bantu Nasional) beberapa tahun silam.

Dikatakan, saat itu akses jalan masih minim tidak bisa dilintasi kendaraan. Selain itu, keterbatasan sarana seperti perumahan guru belum ada, hingga dirinya menumpang (tinggal red) di salah satu perumahan sekolah terdekat dengan jarak kurang lebih 5 Km dari sekolah tempatnya bertugas.

Lanjut dikisahkan, demi tugas dirinya berangkat subuh berjalan kaki menelusuri semak-semak kebun masyarakat sebagai jalan pintas menuju tempat tugas. Kendati demikian semangatnya memajukan anak bangsa tidak pernah redup dan tetap tegar memjalankan amanah menggiring generasi muda menjadi cerdas.

Pernah suatu hari, dan itu pertama kalinya saya melihat langsung yang namanya babi hutan, membuat saya sangat terkejut karena kukira pemangsa manusia.” Tuturnya.

Kenangan lainnya saat dilaksanakan ujian bagi siswa kelas VI (Enam), selaku guru pasti selalu ingin melihat peserta didiknya berhasil walau kesadaran masyarakat akan pendidikan masihlah kurang. Di balik itu, ada kegigihan supaya semua siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas VI bisa ikut ujian.

“Saya bersama Kepsek datang ke rumah siswa menjemput untuk ikut ujian sambil menyosialisasikan pentingnya pendidikan, alhasil jumlah siswa kelas VI dengan jumlah siswa 6 orang ikut ujian dan dinyaatakan lulus seratus persen” Tuturnya

Perjuangannya tidak berhenti sampai di situ, malahan, pihaknya terus memotivasi semua siswa yang lulus saat itu melanjutjan pendidikan ke jenjang selanjutnya (SMP).

“Setelah itu saya bujuk untuk lanjut di SMP malahan saya antar mendaftar di SMP terdekat. Suatu hal yang paling membingungkan saya ketika ke 6 siswa saya tidak ada yang lolos masuk di SMP karena seleksi baca Al’Quran yg belum fasih, namun saya tidak tingal diam melaksanakan negosiasi dengan pihak SMP dan pemerintah daerah kala itu agar anak yang dari daerah tersebut (Pelosok) kalau sudah mau lanjut sekolah mohon diterima dengan pertimbangan masa depan SDM masyarakat Pakokko. Alhamdulilah atas nego tersebut diterima dan beberapa dari siswa itu sekarang ini telah menyelesaikan studynya di Universitas” Urainya.

Tidak sediki pengalaman berharga didapatkan, Tahiruddin, dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, Ia terus belajar serta beradaptasi dengan masyarakat dan belajar memahami Bahasa Konjo (Bahasa sehari-hari warga Pakokok red), hingga terjalin hubungan emosional kental dengan orang tua siswa.

Roda kehidupan terus berputar, seiring perjalanan tugas sebagai guru di daerah terpencil hingga memasuki episode hijrahnya masa kepemimpinan Muh. Roem ke tangan Andi Rudiyanto Asapa sebagai Bupati Sinjai Dua Periode (2003-2013) sekaligus membawa angin segar kalah itu bagi dunia pendidikan di “Bumi Panrita Kitta” sebutan lainnya Kabupaten Sinjai. Tiga pilar pembangunan salah satunya adalah pendidikan berhasil membawa daerah ini memiliki “aura” di mata masyarakat luas, sekaligus terjadi kemajuan drastis memberantas anak putus sekolah melalui pendidikan gratis diterapkan mulai dari SD/Sederajat sampai SMA/Sederajat.

“Setelah Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudianto Asap yang sangat peduli pendidikan dengan mengangkat guru PNS selama 4 tahun berturut-turut dan memperbaiki infrastruktur menuju sekolah-sekolah terpencil dan memberikan tunjungan guru dua kali lipat bagi yang bertugas di sekolah terpencil maka Pakakokko salah satu sasaran penempatan guru. Pada tahun 2007 saya bermohon lagi untuk pindah di sekolah yang saya tempati perumahannya, yang saat itu membutuhkan guru kelas dan Alhamdulillah disetujui oleh pihak Dinas Pendidikan. Satu bulan kemudian Bapak Bupati Andi Rudianto Asapa memberikan kebijakan agar semua guru yg sudah berpengalaman untuk diangkat menjadi CPNS dan saya salah satunya. Demi kemajuan pendidikan harus ditopang SDM tenaga pengajar mumpuni, sambil melanjutkan pendidikan S1 di UNM atas izin belajar maka saya mengatur antara tugas dan kuliah. Pada tahun 2017 saya lanjut S2 Administrasi pendidikan dan selesai tahun 2019” Bebernya.

Lebih jauh dikisahkan, tahun 2017 Tahiruddin masuk seleksi Kepala Sekola yang si selenggarakan di Kota “Angin Mammiri” sebutan lainnya Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang sebelumya memang menjabat sebagai Plt. Kepala Sekolah SD Negeri 111 Lembang Gogoso, menggantikan Kepsek kena aturan dua priode.

Tahun 2019 demi peningkatan mutu relevansi pendidikan maka calon Kepsek di Kabupaten Sinjai, harus dites dengan beberapa tahap tes, hingga keluarlah pengumuman untuk cakep SD dan SMP namun suatu hal tidak terduga ketika melihat nilai ICT tidak terkirim sehingga nilainya nol, dan Tahiruddin dinyatakan lulus bersyarat. Sebagai peserta luslus bersyarat pihaknya perlu pembinaan 8 minggu.

Setelah dinyatakan lulus tidak bersyarat, bukan membuatnya patah arang, justru merespon positif program tersebut. Malahan dirinya, menilai hal tersebut sebagai suatu kesempatan untuk lebih giat lagi demi kemajuan pendidikan kedepannya.

“Saya sangat merespon hal tersebut karena saya yakin melalui pembinaan ini saya akan mendapatkan lagi ilmu yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya. Ya tetap semangat untuk menyukseskan program pemerintah khususnya bidang pendidikan dengan pengetahuan, keahlian dan etos kerja dan meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah serta memperhatikan analisis swot untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional melaui 8 standar pendidikan nasional” Paparnya. (Yusuf Buraerah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *