SINJAI, Kosongsatunewa.com – Gemuruh pembangunan tidak henti-hentinya mewarnai perjalanan “Bumi Panrita Kitta” gelar Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, berbuah prestasi dan penghargaan baik dari pihak provinsi maupun pengharagaan nasional (Pusat red), hingga kini memiliki “aura” di mata masyarakat luas.
Banyak menilai, Andi Seto Gadhista Asapa-Andi Kartini Ottong (Bupati dan Wakil Bupati) Sinjai, mampu membaca arah pembangunan dari berbagai sudut pandang, lalu bangkit “menebas” penghambat laju peningkatan ekonomi melalui program pembangunan yang berpihak kepada rakyat.
“Luar biasa prestasi pembangunan yang berhasil diraih, bahkan di tahun pertama kepemimpinan A. Seto Gadhista Asapa, Sinjai kembali dinobatkan sebagai salah satu kabupaten di Indonesia sebagai peraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Ini artinya, mampu mengelola anggaran sesuai Standar Akuntansi Pengelolaan (SAP)” Ungkap Sumber dari berbagai kalangan.
Di balik sukses menakar pembangunan, ada jeritan warga luput dari bantuan pemerintah adalah Tina (38) warga Lingkungan Tokka, Kelurahan Alehanuae, yang suaminya Awaladdin dalam keadaan sakit lumpuh.
Dilansir KABAR.NEWS, Tina, istri dari Awaluddin menceritakan kisah suaminya itu yang sedang terbaring sakit tak kunjung sembuh.
“Suami saya ini sudah menderita penyakit sekitar kurang lebih 10 tahun, berawal dari sakit kepala yang dideritanya kemudian buta dan sekarang sudah lumpuh dan terbaring 5 tahun,” ungkapnya, 24 Januari 2020.
Di lain sisi, Tina mengaku dari awal merasa kesulitan biaya soal pengobatan suaminya, meski sudah pernah dibawa ke dokter untuk diperiksa namun sakitnya tak kunjung sembuh.
“Dulu saya pernah menerima bantuan beras raskin, sekitar dua tahun yang lalu, setelahnya itu tidak ada lagi sampai sekarang,” Tuturnya dengan mata berkaca-kaca menahan sedih.
Sejak suaminya sakit, Tina menjadi tulang punggung keluarganya untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan 3 anaknya.
“Pekerjaanku sekarang menjadi tukang pengantar makanan pasien di Puskesmas, baru sekitar 4 bulan saya bekerja di situ,” katanya dengan nada sedih.
Tina mengaku bahwa kondisi yang dialami keluarganya sudah diketahui oleh pemerintah setempat.
Sementara, Lurah Alehanuae, M. Amir yang dihubungi wartawan, via telepon pukul 17.54 wita tidak menjawab panggilan telepon tersebut. (Ys)