Kosongsatunews.com — Adalah Samsuddin (58) Tahun, Warga Jalan Bayan, Lorong 1, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat. Provensi Sulawesi Tengah ( Sulteng ), bertahun menjerit di tengarai akibat salahsatu diantaranya ulah oknum BRI Unit Manonda Kota Palu. Ceritranya begini ; Sejak Bulan September 2017. Samsuddin menjadi Nasabah pada BRI Unit Sentral Palu. Dengan agunan Sertifikat. Mendapat Pinjaman Rp 100.000.000,- (Seratus juta). Bulang oktober 2017, mulailah awal membayar secara terus menerus perbulan sebanyak Rp 3.300.000,- (Tiga juta Tigaratus rupiah) di sertai slip pembayaran selama 12 bulan. Setelah itu, Bulan September 2018 terjadi musibah, Zunami melanda dan memporak porandakan Kota Palu Khususnya. Sontak perekonomian lesu. Samsuddin sebagai penjual sayur dan buah di Pasar Sentral, terpaksa gulung tikar. Meski tidak pupus niat baiknya untuk terus membayar kewajibannya pada BRI.
Bahkan uang di rekeningnya sebanyak Rp 3 juta. Saat usai Zunami juga turut di tarik petugas BRI sebanyak Rp 2.950.000,- setelah berlalu, kemudian Samsuddin mendatangi BRI setempat, prihal uangnya yang ditarik BRI, lalu sepakat dengan Pak Barak Mantri BRI hanya menambah uang untuk mencukupi ansuran ke 13.
Namun setelah itu, Nasabah BRI tersebut di Pindahkan ke BRI unit Gajah Mada. Terjadilah pergantian buku rekening. Dari warna kuning menjadi warna biru. Tapi isinya tetap sama dan sesuai dengan slip penyetoran. Samsuddin sebagai masyarakat miskin terus bekerja banting tulang untuk mencukupi kewajibannya, dan terus berkomunikasi dengan Pak Anto.Karyawan BRI Unit Gajah Mada.
Setelah itu Nasabah BRI tersebut di pindahkan lagi di BRI Unit Manonda.
Setelah Pembayaran ke 35 kali dengan eksis Rp 3.300.000,- di 3 Unit BRI. Nampak ada masalah. Setelah di terbitkan buku rekening warna abu abu di BRI Manonda. Keluh Samsuddin.
Nampak ada gelagag kurang baik, pasalnya, Buku rekening Gajah Mada yang berwarna biru, di ganti menjadi Buku Rekening BRI Unit Sentral, yang sebelumnya berwarna kuning. Sementara isi buku rekening warna kuning semuanya dicopot , yang tinggal hanya sampulnya. Menurut Samsuddin, kejadian tersebut setelah salah satu Karyawan BRI Unit Manonda beritial Ibu vi meminta ke 3 Buku rekening Samsuddin, berserta dengan 35 slip pembayaran.” lebih seminggu pak baru di kembalikan buku rekening beserta slip pembayaran saya. Hingga slip pembayaran saya kurang 13 lembar, dan isi Buku Tabungan saya di BRI Unit sentral, tinggal pembungkusnya.” Jerit Samsuddin. Kemudian menambahkan. Yang lebih mengherankan ulah oknum tersebut, seolah tidak pernah menjadi nasabah di BRI Unit Gajah Mada. Makanya Buku rekening BRI Unit Gajah Mada warna Biru menjadi Buku rekening BRI Unit Sentral. Dengan isi penyetoran berbeda dengan slip pembayaran.” hal tersebut saya sampaikan pada Karyawan BRI Unit Gaja Mada yang bernama pak Anto. Jawabnya. Tanya Vi Karyawan BRI Unit Manonda itu, di kemanakan pembayaran Samsuddin selama 2 Tahun. Saya di bodohi pak, sebagai Nasabah buta hurup.” Ungkap Samsuddin, Lesu.
Apalagi Samsuddin menurut pengakuanya, berulang kali mendatangi Vi di Kantornya BRI Unit Manonda untuk melakukan klarifikasi, namun dibentak bersama dengan bosnya waktu itu. Pak Tri yang di konfirmasi di BRI Cabang Palu, mengaku akan menyelesaikan permasalahan ini dengan baik, setelah koordinasi dengan Kacabnya.Sembari menambahkan, Ibu Vi sekarang sudah pindah di BRI Unit lain. Dalam pada itu. Ibu Vi berupa ingin di Konfirmasi melalui Hp nya. Tidak diangkat.
Bahkan belakangan itu, Kata Samsuddin, Ibu Vi mendatangi untuk meminjamkan lagi uang di BRI Manonda. Tapi karena terlalu banyak potongan akhirnya Samsuddin menolak, meski telah memasukkan permohonannya dan telah di berikan Nomor Rekening baru dari BRI Manonda.”Saya betul terpuruk, ibarat sudah jatu tertimpa tangga pula. Sebagai orang buta hurup dan pengalaman, saya berharap pada yang berwenang kiranya membantu kami keluar dari kemelut BRI Unit Manonda yang berkepanjangan. Saya merasa ada yang tidak beres”. Ungkap dia. Saat di temui di kediamannya. (Tim)