Pilkada Sinjai 2024: Kampanye Paku di Pohon, Ancaman Bumerang Bagi Kandidat

SINJAI – Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Sinjai menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena persaingan ketat antar kandidat, tetapi juga karena metode kampanye yang dipandang kontroversial. Salah satu yang mencuri perhatian adalah pemasangan spanduk-spanduk kecil dengan cara dipaku di batang-batang pohon sepanjang jalan nasional Poros Sinjai-Bulukumba. Kejadian ini menjadi bahan diskusi sengit di grup WhatsApp lokal, memicu kecaman dari berbagai kalangan, terutama yang peduli terhadap lingkungan.

Di salah satu grup, seorang anggota menyindir tajam, “Sekarang banyak pohon yang dapat tambahan asupan nutrisi dari keratan paku, kanda. Ini juga termasuk prestasi,” ujarnya dengan nada sinis. Sindiran ini dengan jelas menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap aksi tim sukses yang dianggap tidak memperhatikan dampak lingkungan dari tindakan mereka.

Tidak hanya itu, seorang warga lain juga mendesak agar spanduk-spanduk tersebut segera dicabut. Menurutnya, “Ini bukan cuma soal estetika, tapi juga bertolak belakang dengan program ramah lingkungan Kabupaten Sinjai. Kalau dibiarkan, kampanye seperti ini bisa merusak citra kandidat di mata masyarakat yang semakin peduli lingkungan.” Pernyataan ini menggambarkan keprihatinan mendalam terhadap dampak negatif dari kampanye yang tidak memperhatikan kelestarian alam.

Pantauan kosongsatunews.com pada Kamis, 12 September 2024, menunjukkan deretan pohon di sepanjang poros Patohoni hingga Ibukota Kecamatan Sinjai Selatan yang penuh dengan spanduk kecil yang dipaku. Pemandangan ini tak hanya membuat jalan tampak tidak sedap dipandang, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan yang seolah diabaikan oleh para pendukung kandidat.

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam, tindakan seperti ini berisiko besar menjadi bumerang bagi para kandidat. Alih-alih mendapatkan simpati, mereka justru bisa kehilangan dukungan dari masyarakat yang semakin kritis terhadap isu lingkungan. Kampanye yang tidak ramah lingkungan dapat memberikan sanksi moral yang berat dan berdampak negatif pada citra kandidat di mata pemilih.

Menanggapi situasi ini, salah satu pasangan calon, Muzayyin Arif dan Andi Ikhsan Hamid (MAIKI), melalui koordinator timnya, Mukhlis Hs., memberikan klarifikasi. Mukhlis menegaskan bahwa tim MAIKI telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki cara pemasangan alat peraga kampanye (APK). “Kami sudah rapat tim kemarin, kanda. Jadi tim APK di posko menyiapkan kawat untuk pemasangan. Edukasi sudah kami berikan kepada relawan agar memperhatikan aspek lingkungan,” ujar Mukhlis.

Mukhlis juga menambahkan bahwa evaluasi terhadap tindakan tim sukses akan terus dilakukan. “Insya Allah, ini akan menjadi bahan evaluasi kita, kanda. Besok ada pertemuan lagi dengan beliau, dan saya akan menyoroti ini sebagai poin pertama yang akan dibahas. Kami ingin memastikan agar kampanye kami tetap menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.

Respon positif dari tim MAIKI ini memberikan harapan bagi masyarakat yang khawatir akan dampak kampanye terhadap lingkungan. Namun, banyak pihak yang masih menunggu tindakan nyata dari semua tim sukses kandidat agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Menjaga kelestarian lingkungan di tengah hiruk-pikuk Pilkada menjadi ujian penting bagi para calon pemimpin yang ingin meraih simpati masyarakat Sinjai.

Pada akhirnya, kampanye ramah lingkungan bukan hanya soal pencitraan, melainkan cerminan dari sikap peduli yang diharapkan bisa diwujudkan oleh para calon ketika mereka terpilih nanti. Kesadaran ini diharapkan terus meningkat, baik dari pihak tim sukses maupun masyarakat, demi menjaga keberlanjutan lingkungan hidup di Kabupaten Sinjai.(Yusuf Buraerah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *